KNKT Jangan Takut Buka Isi Percakapan di "Black Box" AirAsia

Siswanto Suara.Com
Senin, 05 Januari 2015 | 20:16 WIB
KNKT Jangan Takut Buka Isi Percakapan di "Black Box" AirAsia
Sejumlah anggota TNI-AL menunjukkan serpihan pesawat AirAsia QZ8501 di geladak KRI Bung Tomo (TOM)-357 ketika sandar di Dermaga Ujung Koarmatim, Surabaya, Jatim, Senin (5/1). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adia mengatakan Komite Nasional Keselamatan Transportasi tidak perlu takut untuk membuka semua isi percakapan yang ada dalam black box (kotak hitam) pesawat AirAsia QZ8501, meskipun akan ada intervensi dari Airbus.

"Ya, kita harapkan KNKT harus membuka semua isi percakapan yang ada di black box. KNKT lakukan secara profesional dan transparan," kata Yudi di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (5/1/2015).

Ia memperkirakan intervensi akan datang dari Airbus karena menyangkut persaingan bisnis.

"Saya kira tidak tertutup kemungkinan (adanya intervensi) karena ini persaingan juga. Tapi dunia penerbangan Indonesia tumbuh pesat jauh di atas rata-rata bisnis penerbangan dunia, yakni di atas 13 persen. Pasti berbagai pabrikan ingin pesawatnya laku terjual di Indonesia," kata Yudi.

Oleh karenanya, kata Yudi, hal tersebut tidak akan mempengaruhi bisnis penerbangan di Indonesia.

"Itu tidak akan dan bahkan saya berharap desain penerbangan Indonesia tidak dikooptasi oleh asing. Misalnya, desain run way bandara tidak selalu harus panjang, karena ini bisa mematikan industri pesawat dalam negeri," kata politisi PKS itu.

Komisi V DPR RI, kata dia, juga akan meminta KNKT untuk membuka isi percakapan tersebut karena KNKT sudah punya alat sendiri untuk membaca isi black box.

"Pengungkapan isi pembicaraan yang ada di black box juga untuk memperbaiki sistem penerbangan di Indonesia. Ini tidak ada kaitannya dengan urusan politik ataupun kepentingan bisnis. Ini untuk kepentingan kemanusiaan dan penerbangan nasional karena Indonesia masih dikategorikan atau berapor merah seperti yang disampaikan ICAO pada Juni 2014 lalu. Rekomendasi KNKT itu bisa selesaikan sistem safety penerbangan Indonesia," kata Yudi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI