Suara.com - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan akan kembali mengirim dua kapal yang mengangkut peralatan untuk mengecek dua titik yang diduga menjadi lokasi keberadaan bangkai pesawat AirAsia QZ8501.
"Sebenarnya sebelumnya kami sudah menuju dua titik yang dimaksud. Namun, karena cuaca buruk, maka terpaksa kembali ke 'basecamp' di Pelabuhan Panglima Utar Kumai," kata Direktur Kenavigasian Ditjen Perhubungan Laut Tonny Budiono di Kotawaringin Barat, Senin (5/1/2015).
Tonny mengatakan, dua kapal KN Jadayat dan KN Andromeda masih sandar Pelabuhan Panglima Utar Kumai untuk menyiapkan bahan bakar dan logistik untuk melaut lima hingga tujuh hari. Kedua kapal itu akan dipandu dan dikawal KN Alugara.
Saat melaut sebelumnya, ketiga kapal itu diterjang cuaca buruk dengan tinggi gelombang mencapai tiga meter hingga empat meter. Menurut Tonny, ketiga kapal itu akan berangkat dari Pelabuhan Panglima Utar Kumai pada Selasa (6/1/2015) pukul 15.00 WIB.
"Ketiga kapal akan diarahkan ke dua lokasi yang berada di antara perairan Selat Karimata dan Pulau Jawa," ujarnya.
Tonny mengatakan tiga alat yang dibawa adalah "Multi Beam Echo Sounder" dan "Side Scan Sonar" untuk mengetahui anomali tidak wajar di dasar laut, serta "Pinger Locater" untuk mengirimkan dan menerima sinyal dari kotak hitam pesawat yang naas.
KN Jadayat juga dilengkapi dengan pelampung suar untuk menandai lokasi bangkai pesawat apabila sudah ditemukan. Sedangkan KN Andromeda dilengkapi "crane" untuk mengangkat bangkai pesawat dari dasar laut.
Proses pencarian dan evakuasi kecelakaan pesawat QZ8501 telah memasuki hari kesembilan. Tim gabungan kembali menemukan tiga jenazah penumpang.
Dengan begitu, jumlah korban yang telah dievakuasi telah mencapai 37 jenazah dan 34 diantaranya telah diterbangkan ke Surabaya untuk diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) yang bermarkas di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur. (Antara)