Ini Kesulitan yang Dihadapi dalam Mencari Kotak Hitam QZ8501

Doddy Rosadi Suara.Com
Minggu, 04 Januari 2015 | 12:40 WIB
Ini Kesulitan yang Dihadapi dalam Mencari Kotak Hitam QZ8501
Ilustrasi: Kotak Hitam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim SAR kemungkinan belum bisa menemukan kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 hari ini karena cuaca di Teluk Karimata yang masih buruk. Pengamat penerbangan Gerry Soedjatman mengatakan, cuaca menjadi hambatan utama dalam menemukan kotak hitam pesawat tersebut.

Menurutnya selama cuaca masih belum bersahabat maka kotak hitam AirAsia akan semakin sulit untuk ditemukan. Kotak hitam merupakan instrument yang sangat penting dalam menentukan penyebab jatuhnya pesawat dengan rute Surabaya-Singapura itu.

“Kedalaman air di Teluk Karimata memang hanya sekitar 30 meter tetapi apabila cuaca masih buruk yang juga diikuti oleh gelombang tinggi, maka tim SAR tidak bisa menurunkan tim katak untuk mencari kotak hitam itu. Selain itu, tim SAR juga harus lebih dulu mengonfirmasi apakah empat objek yang ada di dalam laut itu merupakan badan AirAsia,” kata Gerry kepada suara.com melalui sambungan telepon, Minggu (4/1/2015).

Gerry mengatakan, kalau pun empat objek yang berada di dasar laut itu merupakan badan dari AirAsia, tim SAR juga harus memastikan apakah kotak hitam masih berada di bagian ekor pesawat. Apabila tidak ada, maka tim SAR harus melakukan pencarian lagi ke wilayah yang lebih luas lagi.

Alat Pinger locator untuk mendeteksi sinyal kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 telah diberangkatkan dari Pelabuhan Panglima Utar, Kalimantan Tengah, Minggu (4/1/2014) pagi. Pinger locator diangkut menggunakan kapal Badan SAR Nasional untuk kemudian ditransfer ke KR Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"Pinger locator akan diterjunkan ke laut kemudian mengirimkan sinyal ke kotak hitam pesawat AirAsia. Peralatan di kotak hitam kemudian akan menjawab sinyal panggilan tersebut, sehingga diketahui lokasinya," kata Deputi Kepala BPPT Ridwan Djamaluddin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI