Kisah Menegangkan Tim SAR Cari Korban AirAsia

Suwarjono Suara.Com
Sabtu, 03 Januari 2015 | 21:41 WIB
Kisah Menegangkan Tim SAR Cari Korban AirAsia
Tim Basarnas dari Kapal KN 101 Purworejo melihat benda berwarna hitam di laut, Kamis (1/1). [suara.com/Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kondisi serupa juga dialami tim lainnya yang mencoba mencapai lokasi melalui jalur laut, bahkan hingga beberapa hari kemudian. Gelombang tinggi menjadi kendala besar pencarian dan evakuasi, khususnya menggunakan kapal.

Pencarian dan evakuasi mulai menunjukkan hasil signifikan setelah menggunakan helikopter, meski itu pun beberapa kali mengalami kendala akibat gelombang tinggi, hujan dan angin sehingga sempat menyulitkan evakuasi.

Armada bantuan pun makin banyak, termasuk dari negara lain yang membawa peralatan canggih. Satu per satu korban dan bagian pesawat ditemukan serta dievakuasi. Tim berharap pencarian dan evakuasi ini bisa segera selesai sesuai harapan semua pihak.

Cuaca Ekstrem Gelombang tinggi yang terjadi saat pencarian sepekan ini memang terbilang lebih ekstrem dibandingkan dengan biasanya. Tinggi gelombang bervariasi antara 2-4 meter sehingga rawan jika dipaksakan, terlebih bagi kapal sejenis tugboat yang sebelumnya juga sempat dikerahkan untuk membantu.

"Gelombangnya memang sangat tinggi. Arus di kawasan itu juga cukup deras sehingga rawan jika kita paksakan untuk melanjutkan perjalanan," ujar Sudarmin, salah seorang kapten kapal tugboat yang sempat ikut melakukan pencarian.

Sudarmin bercerita perairan Selat Karimata hingga Gosong Aling, tempat lokasi korban dan bagian pesawat banyak ditemukan, memang terbilang rawan bagi pelayaran.

Dia mengaku tidak heran jika upaya pencarian dan evakuasi korban AirAsia di kawasan itu cukup terkendala gelombang tinggi, terlebih saat ini memang musim gelombang tinggi.

"Arus di perairan itu juga deras dan memutar, jadi rawan dipaksakan saat cuaca buruk. Beberapa tahun lalu saya pernah menyelamatkan korban kapal, juga di kawasan itu," kata Sudarmin.

Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Landasan Udara Iskandar Pangkalan Bun, Lukman Soleh, mengatakan saat ini memang memasuki musim hujan disertai cuaca buruk seperti gelombang tinggi dan angin kencang.

Awan comulunimbus atau awan hujan berpotensi terbentuk mulai siang hingga malam hari. Kondisi inilah yang bisa menghambat upaya tim gabungan jika di laut terjadi gelombang tinggi diperparah hujan dan angin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI