Hari berikutnya, Rabu (31/12/2014), tim dari TNI AD kembali bertolak menuju lokasi dipimpin langsung Komandan Korem 102/Panju Panjung, Kolonel Kav Sulaiman Agusto dengan personel sekitar 50 orang, termasuk di antaranya tim penyelam.
Sekitar pukul 06.00 WIB, tim bertolak dari Pantai Kubu menggunakan tiga kapal jenis tugboat. Sejak pukul 05.00 WIB, awan gelap sudah menaungi laut dan tim bertolak diiringi hujan dan angin.
Awak kapal memperkirakan, perjalanan menuju Gosong Aling sekitar lima sampai enam jam. Tapi itu perkiraan waktu tempuh jika laut dalam kondisi normal yaitu gelombang tidak terlalu tinggi.
Sayangnya, kondisi laut saat itu ternyata sangat ekstrem. Baru sekitar satu jam perjalanan, hantaman gelombang tinggi sudah terasa menggoyangkan kapal yang tadinya berjalan normal.
Suara keras benturan jangkar ke lambung kapal setiap dihantam gelombang, membuat suasana terasa makin menakutkan. Gerakan kapal yang tak menentu akibat hantaman gelombang, membuat banyak penumpang kapal yang mabuk laut sehingga tidak bisa banyak melakukan aktivitas.
Dari ruang kemudi di bagian atas, langit gelap dan gelombang tinggi cukup membuat ciut nyali siapa saja yang belum terbiasa di laut menghadapi situasi seperti itu.
Saking tingginya deburan gelombang bahkan mampu mencapai kaca ruang kemudi. Air sampai masuk ke dalam kapal hingga menyebabkan korsleting merusak panel listrik mengakibatkan pendingin ruangan dan otomatis pengendali jangkar rusak.
Kondisi membuat perjalanan terganggu karena kapten kapal harus hati-hati agar kapal tidak terbalik dihantam gelombang. Setelah berjalan sekitar 10 jam dan mencapai kawasan Tanjung Selaka, tim akhirnya memutuskan kembali ke posko dengan alasan pertimbangan keamanan.
Tim tidak ingin memaksakan meski diperkirakan sekitar dua jam perjalanan lagi kapal bisa mencapai titik koordinat Gosong Aling, lokasi sasaran pencarian.
"Ini sudah sangat berbahaya, tidak mungkin kita paksakan. Kita tidak bisa juga mengambil risiko karena keselamatan tim juga harus diutamakan," kata Agusto.