Ini Cerita Pilot Super Puma yang Gagal Angkut Jenazah AirAsia

Sabtu, 03 Januari 2015 | 15:03 WIB
Ini Cerita Pilot Super Puma yang Gagal Angkut Jenazah AirAsia
Helikopter milik Basarnas di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.[suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cuaca buruk ternyata masih menganggu proses evakuasi penumpang AirAsia QZ8501, pada hari ketujuh evakuasi ini. Seperti yang dirasakan oleh Pilot Helikopter Super Puma Mayor Suryo.

Sejak hari ketiga evakuasi, dirinya selalu terhalang cuaca. Helikopternya selalu gagal merapat ke KRI untuk mengambil jenasah, baik di KRI Bung Tomo atau KRI Banda Aceh.

Dia menerangkan, cuaca saat dia terbang selalu buruk dan tidak pernah cerah. Gelombang pun cukup tinggi membuat KRI yang dia dekati terombang-ambing. Belum lagi, angin yang cukup keras dan membuatnya terhempas.

"Kalau begitu, akhirnya saya balik lagi," ujarnya di Lanud Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/1/2015)..

Suryo menceritakan, ada salah satu wartawan yang ikut dalam evakuasi hari ini. Dengan kondisi yang dia sebutkan tadi, sang wartawan pun minta ampun. Yarto mengatakan wartawan itu kapok naik helikopternya.

"Ada wartawan yang ikut pucat dan minta balik kanan (pulang)," kata nya.

Harusnya, helikopter Super Puma ini bisa mengangkut jenazah baik dari KRI Bung Tomo atau KRI Banda Aceh, namun,hal itu sulit dilakukan karena faktor cuaca.

"Benar-benar cuacanya," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI