Curahan Hati Pilot Helikopter yang Gagal Evakuasi Jenazah

Rabu, 31 Desember 2014 | 21:25 WIB
Curahan Hati Pilot Helikopter yang Gagal Evakuasi Jenazah
Petugas Basarnas menurunkan 2 jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 dari KRI Bung Tomo saat evakuasi di Pangkalan Bun, Lanud Iskandar, Kalteng, Rabu (31/12). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kapten Penerbang Tatag Onne S, dari Skuadron Udara 8 Lanud Atang Sanjaya, buka suara ihwal kegagalannya mengangkut jenazah penumpang AirAsia QZ8501 dari KRI Bung Tomo.

Kata Tatag, pada hari keempat jatuhnya AirAsia QZ8501, cuaca di lokasi evakuasi mendung sejak pagi hingga gelap. Alhasil, Tatag pun gagak mengangkut jenazah untuk diterbangkan ke Surabaya, Jawa Timur.

"Awan dan laut seperti menyatu karena hujan. Heli kami biasanya bisa sampai 100 kaki, tapi kali ini tidak bisa," kata Tatag di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12/2014).

"Sebetulnya cuaca sempat cerah saat kami terbang pukul 11.00 WIB. Tapi, tiba-tiba cuaca memburuk dan kami putuskan kembali setelah beberapa jam terbang," ujarnya.

"Padahal, helikopter sudah berhasil mendekat ke KRI Bung Tomo. Tapi karena angin kencang berkecepatan 25 knot yang berembus ke timur, kami sulit mengangkut jenazah," lanjutnya.

Kendala lainnya, tambah Tatag, adalah space helikopter yang tidak cukup untuk mendekat ke KRI Bung Tomo, lantaran tidak muatnya baling-baling. "Itu sangat berbahaya bagi KRI Bung Tomo," kata Tatag.

Lantaran itu, dia pun menyarankan untuk menggunakan metode hoisting, atau pengangkutan dengan menggunakan mesin.

"Jadi menggunakan teknis hosting, menurunkan rescue dengan menggunakan hoist, lalu jenazah diletakan di laut. Setelah di laut rescue masukan ke kantong mayat dan kantong itu kami kaitkan dan diangkat ke atas setelah itu rescue diangkat lagi," paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI