Pedagang Terompet Musiman Sepi Pembeli

Rabu, 31 Desember 2014 | 18:41 WIB
Pedagang Terompet Musiman Sepi Pembeli
Menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2015, pedagang terompet mulai marak di wilayah Kota Tua Jakarta, Minggu (21/12). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang perayaan Tahun Baru 2015, pedagang terompet musiman mulai bermunculan di berbagai kota, salah satunya di Jakarta.

Sayangnya, maraknya pedagang musiman ini tak diimbangi dengan animo masyarakat yang membeli terompet. Terlebih dengan tingginya curah hujan akhir-akhir ini.

Beberapa pedagang terompet yang ditemui Suara.com, Rabu (30/12/2014), mengaku mengalami penurunan omzet untuk tahun 2014 ini.

Bambang Sujatmiko (43), pedagang terompet musiman yang menjajakan dagangannya di kawasan Pasar Rumput, Jakarta Selatan, mengungkapkan kepiluannya. Akhir tahun ini, hingga H-1 menjelang perayaan momen tahun baru, dagangannya baru laku 2 terompet hingga pukul 13.00 tadi.

Padahal di tahun-tahun sebelumnya, 4 hari menjelang tahun baru dirinya sudah meminta order tambahan dari pemasok terompet.

"Biasanya kalau H-1 gini sudah ramai yang beli. Tapi hari ini baru laku 2, kemarin sepi. Mungkin karena hujan orang jadi malas untuk beli terompet," ungkap lelaki yang sehari-hari menjadi penjaja sol sepatu.

Ia pun hanya bisa berharap, malam ini, beberapa jam menjelang momen tahun baru, warga berbondong-bondong mencari terompet pada dirinya.

Kondisi yang sama juga dialami oleh Sumitro (50) yang biasa mangkal di daerah Jalan Dokter Saharjo. Namun ayah dari empat anak ini lebih beruntung karena hari ini terompetnya laku 10 buah diborong oleh sekelompok mahasiswa. Sumitro mengaku bahwa tahun ini untungnya menurun drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun ini sih agak parah, sepi sekali. Biasa dulu saya bisa dapat untung 60-100 ribu. Sekarang 30 ribu aja sudah Alhamdulillah sekali," tuturnya.

Lelaki paruh baya yang biasa menjadi pedagang koran dan majalah ini mengaku sepinya pembeli dikarenakan musim hujan yang kerap terjadi saat sore hingga malam hari. Padahal di waktu itulah orang-orang ramai melewati tempat dagangannya sepulang dari kantor ataupun sekolah, tapi karena hujan mereka harus buru-buru untuk sampai di rumah.

Kedua pedagang musiman ini berharap terompet yang mereka jual mulai Rp10.000 ini bisa laris menjelang malam puncak tahun baru nanti.

"Semoga ya malam ini nggak hujan, dan orang mau beli terompet saya," harap Sumitro.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI