Suara.com - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengunjungi kantor Badan SAR Nasional guna melakukan konfirmasi untuk memperkuat bantuan alat dan personel evakuasi korban dan pesawat AirAsia QZ8501 yang kini mulai ditemukan puing-puingnya.
"TNI akan memberikan kekuatan optimal," kata Moeldoko di kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta, Selasa (30/12/2014).
Moeldoko mengatakan kekuatan optimal akan disesuaikan dengan kebutuhan Basarnas.
"Sebagaimana rencana evakuasi saya bicara detil bagaimana unsur TNI bekerja sama. Bagaimana TNI ikut menyiapkan penyelamnya, TNI AU mendukung helikopter dan pesawat untuk evakuasi dan membawa jenazah korban pesawat ke Surabaya," kata dia.
Dia juga mengatakan telah menginstruksikan Kodim di Pangkalan Bun untuk menyiapkan tempat transit sementara bagi korban insiden pesawat.
"Nanti apabila ditemukan korban di perairan akan kita bawa ke Pangkalan Bun. Kalau tidak cukup, Kodim akan menyiapkan ruangan," kata dia.
TNI juga menyiapkan pesawat pesawat angkut seperti Hercules untuk membawa jenazah ke Surabaya.
Menurut dia, kapasitas Hercules bisa menampung sekitar 40 peti jenazah, sehingga kebutuhan pesawat tersebut akan fleksibel sesuai kebutuhan di lapangan.
"Semua direncanakan sebaik-baiknya.," katanya.
Secara spesifik, dia mengatakan akan menambahkan kapal logistik yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
"Jumlah bisa lima-enam sesuai kebutuhan," kata dia.
"TNI akan berikan dukungan penuh. Prinsipnya adalah ASAP (secepat mungkin), kalau bisa dua hari kenapa jadi tiga hari," katanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Minggu (28/12) pagi, pesawat AirAsia mengalami lost contact. Pesawat jenis Airbus A320 dengan rute Surabaya- Singapura mengalami lost contact pada pukul 06.17 WIB di sekitar Pulau Belitung pada titik koordinat 03°22’15”S - 109°41’28.” Pesawat dengan nomor penerbangan QZ 8501 bertolak dari Surabaya sekitar pukul 05.35 WIB dan seharusnya tiba di Bandara Chanti Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Adapun orang yang berada di dalam pesawat tersebut sebanyak 162 orang yang terdiri dari 138 dewasa, 16 anak-anak, satu bayi, dan tujuh awak pesawat.
Pada Selasa (30/12/2014), tim Basarnas telah menemukan serpihan-serpihan pesawat AirAsia dan sejumlah jenazah yang mengapung di perairan selatan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.