Suara.com - Kabar penemuan serpihan yang diduga Pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, membuat situasi di Crisis Center Terminal II Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, berubah.
Keluarga penumpang Pesawat AirAsia pun dikumpulkan dan mulai menanyakan kabar tersebut. Namun, perwakilan Basarnas di Bandara Juanda belum bisa memastikan.
Pantauan dari balik jendela ruangan Crisis Center Terminal II Bandara Juanda, Kepala Basarnas Surabaya Hernanto memimpin diskusi. Dia menjelaskan sesuatu, namun tidak dapat terdengar karena dilakukan tertutup.
Selain itu, sejumlah keluarga yang hadir dalam pertemuan itu tampak meneteskan air mata. Beberapa orang bahkan sibuk menghubungi orang lain lewat telepon genggamnya.
Ditemui di luar ruangan, Dwi Jayanto, keluarga penumpang AirAsia mengatakan, di dalam ruangan tersebut sempat ada pengarahan tentang kabar temuan itu.
"Tadi memang ada yang menanyakan itu, tapi Basarnas akan mengecek ke lokasi lagi, apakah itu benar-benar serpihan pesawat atau bukan. Jadi belum bisa dipastikan menunggu teleconference," katanya.
Dia merupakan ayah dari Bimo Adhi Wicaksana yang menumpang di Pesawat AirAsia itu. Bimo, kata Dwi memang niat berlibur bersama tiga orang temannya yang lain.
Dwi pun masih berharap yang terbaik dari kabar penemuan serpihan tadi. Namun, dia optimis serpihan itu adalah pecahan pesawat yang ditumpangi anak pertamanya itu.
"Ya harapannya mudah-mudahan yang terbaik," kata dia.