Suara.com - Kapal KN 224 yang dipakai Badan SAR Nasional untuk mencari pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak di sekitar Tanjung Pandan, Provinsi Bangka Belitung, dan Pontianak Kalimantan Barat kesulitan menurunkan Remote Operation Vehicle atau kamera bawah laut.
Nahkoda Kapal KN 224 Kapten Ahmad mengatakan masalah tersebut terjadi lantaran ombak dan angin yang besar di lokasi pencarian.
"Maksimal kecepatan arus di bawah laut hanya 2 knot. Jika lebih dari itu, takutnya ROV terbawa arus laut," kata Kapten Ahmad di perairan Belitung Timur, Senin (29/12/2014).
Dengan demikian, Basarnas Special Group hanya dapat mencari pesawat secara manual.
Pencarian dengan kapal KN 224 dimulai sejak pukul 05.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB tadi. Sejauh ini belum menemukan apapun terkait pesawat tersebut.
Kapten Ahmad menginstrusikan pencarian pesawat AirAsia dimulai lagi Selasa 29/12/2014 pukul 07.00 WIB.
Pesawat AirAsia dari Surabaya tujuan Singapura yang hilang tersebut lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya, Minggu (28/9/2014) sekitar pukul 05.20 Waktu Indonesia bagian Barat dan direncanakan tiba di Bandara Changi, Singapura, sekitar pukul 08.30 WIB.
Pesawat yang dipiloti Kapten Irianto, dengan First Officer Remi Emmanuel Plesel ini mengangkut 155 penumpang orang yang terdiri atas 138 orang dewasa, 16 anak-anak, dan 1 bayi. Sedangkan awak pesawat berjumlah tujuh orang.