Ladang Petani Gunung Kidul Ambles Dua Meter

Siswanto Suara.Com
Senin, 29 Desember 2014 | 22:09 WIB
Ladang Petani Gunung Kidul Ambles Dua Meter
Kemarau mengakibatkan petani kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawahnya (Antara/Rudi Mulya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanah ambles dengan luas tiga meter dan kedalaman dua meter terjadi di ladang milik Wartijo, warga Dusun Karangrejek, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wartijo mengatakan kejadiannya pada Minggu (28/12/2014) siang saat ia sedang di ladang. Ia baru tahu setelah mendengar suara gemericik air.

"Selesai membersihkan rumput saya melihat ada lubang di tengah ladang," katanya.

Semula, ia berusaha menutup lubang itu dengan menggunakan batu serta tanah yang berada di sekitar lokasi.

"Agar air tidak masuk ke dalam, saya menutup lubang dengan menggunakan batu, tanah dan daun," katanya.

Wartijo sampai dibantu tetangga untuk menutup lubang di ladang padi dan jagung itu. "Ada sekitar 20 batu besar untuk menutup agar air tidak masuk semuanya," katanya.

Dia menceritakan sebelum ambles, tanah di sekitar lokasi ada genangan air dan muncul gelembung. "Gluduk-gluduk suaranya," kata dia.

Seorang warga lainnya, Surojo, mengaku mendengar suara gemuruh saat mencoba menjajaki lubang dengan kayu. "Suaranya gemuruh, seperti ada rongga di dalamnya," katanya.

Dosen Fakultas Geologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Wahyu Wilopo mengatakan fenomena tanah ambles di Gunung Kidul merupakan proses alamiah biasa di kawasan karst (tanah kapur).

"Amblesan di kawasan karst merupakan fenomena biasa, karena memang di dalamnya terdapat gua dan sungai," kata Wahyu.

Ia mengatakan sungai dan gua di dalam tanah kawasan karst lubangnya akan semakin membesar. Sementara dari atas tanah ada penumpukan air di kawasan tertentu, yang masuk melalui sela dalam tanah sehingga menyebabkan ambles.

Untuk wilayah Gunung Kidul, Wahyu Wilopo mengatakan fenomena ini sering terjadi di kawasan tengah kabupaten ini, yang sebagian merupakan tanah endapan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI