Suara.com - Singapura siap mengirim dua buah sistem untuk mendeteksi keberadaan pesawat AirAsia QZ8501 di bawah laut. Kini, Singapura masih menunggu lampu hijau dari pemerintah Indonesia untuk segera mengoperasikan kedua sistem tersebut.
Lansiran Strait Times, pada hari Senin (29/12/2014), Indonesia menerima tawaran dari Singapura untuk mengirim dua sistem tersebut. Singapura juga akan mengirim empat ahli dari Biro Investigasi Kecelakaan Udara Kementerian Perhubungan Singapura (AAIB) untuk membantu mencari QZ8501.
Menurut pejabat senior AAIB Steven Teo, salah satu dari kedua sistem tersebut adalah sebuah hidrofon yang akan dibenamkan ke dalam air. Kemudian, hidrofon tersebut akan diputar sejauh 360 derajat di bawah air.
Steven mengungkapkan, hidrofon tersebut memiliki kemampuan untuk 'mendengarkan' denyut sinyal yang dikeluarkan oleh kotak hitam pesawat atau suar peletak bawah air (underwater locator beacon/ULB) yang ada dalam alat perekam data penerbangan. Hidrofon tersebut akan membantu para ahli untuk mengetahui keberadaan ULB.
Pesawat AirAsia tujuan Surabaya-Singapura tersebut lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya, Minggu (28/9/2014) pukul 05.36 Waktu Indonesia bagian Barat dan direncanakan tiba di Bandara Changi, Singapura, sekitar pukul 08.30 WIB.
Pesawat yang dipiloti Kapten Iriyanto, dengan First Officer (FO) Remi Emmanuel Plesel ini mengangkut 155 penumpang orang yang terdiri atas 138 orang dewasa, 16 anak-anak, dan 1 bayi. Sedangkan awak pesawat berjumlah tujuh orang. (Strait Times)