Suara.com - Keajaiban menimpa Christianawati dan keluarganya. Dia seharusnya berada di dalam pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang bersama dengan 9 anggota keluarga lainnya. Mereka rencananya akan liburan di Singapura.
“Saya bersama ibu saya, adik saya dan keluarganya sudah memesan 10 tiket. Enam dewasa dan empat anak-anak. Kami memesan AirAsia dengan jam penerbangan 07.30 pada Minggu (28/12/2014) pagi. Namun, AirAsia memindahkan kami ke penerbangan QZ8501 yang lepas landas dua jam lebih cepat,” kata Christianawati.
“Mereka sebenarnya sudah mengirim surat elektronik kepada saya dan juga menelepon pada 15 dan 16 Desember lalu. Tetapi, saya tidak mengangkat telepon itu. Jadi, kami tiba di bandara untuk check ini penerbangan 07.30. Namun, kami diberitahu bahwa penerbangan kami dimajukan menjadi 05.30 dan kami sudah terlambat. Tentu saja kami marah,” katanya.
Kata dia, petugas AirAsia tengah mengeluarkan tiket yang baru saat dirinya menerima informasi bahwa pesawat AirAsia itu hilang. Christianawati langsung membatalkan rencana penerbangan mereka ke Singapura.
“Saya kaget dan terkejut mendengar hilangnya AirAsia itu dan menangis. Mungkin ini sudah rencana Tuhan bahwa saya dan keluarga tidak berada di dalam pesawat itu. Kini, keoercayaan saya kepada AirAsia mulai berubah. Awalnya kami menganggap AirAsia sebagai penerbangan yang aman. Mungkin kami akan kembali menggunakan Garuda Indonesia,” tegasnya.
Tidak Angkat Telepon, 10 Anggota Keluarga Ini Batal Naik AirAsia
Doddy Rosadi Suara.Com
Senin, 29 Desember 2014 | 14:22 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 3 Destinasi Wisata di Indonesia yang Bakal Banyak Dikunjungi
12 Desember 2024 | 11:05 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI