Suara.com - Badan SAR Nasional (Basarnas) membutuhkan alat-alat pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang diperkirakan hilang di kawasan perairan sekitar Pulau Nangka, Bangka Belitung.
"Atas keterbatasan teknologi kita akan meminjam alat dari negara lain yang menawarkan, seperti dari Inggris, Prancis dan Amerika Serikat," kata Kepala Basarnas Marsekal TNI Madya Bambang Soelistyo di Jakarta, Senin (29/12/2014).
Dia mencontohkan beberapa peralatan yang diperlukan adalah pendeteksi "Emergency Locator Transmitter" (ELT) dan alat penindaklanjut temuan.
Selain itu, Basarnas juga memerlukan tambahan kapal pendeteksi pesawat.
Tidak hanya alat, Basarnas juga memerlukan bantuan kapal dari luar negeri.
Sejauh ini, Basarnas menggunakan kapal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang memiliki alat sonar bawah laut.
Peminjaman alat-alat itu, kata dia, bermanfaat untuk mempercepat penemuan pesawat AirAsia yang hilang kontak sejak Minggu pagi (28/12/2014), tersebut.
Pesawat tersebut mengangkut 155 penumpang dan tujuh awak pesawat.
Terdapat beberapa penumpang warga negara asing seperti Singapura, Inggris, Malaysia dan Korea Selatan. Maka dari itu, sejumlah bantuan luar negeri juga datang dari negara-negara tersebut.
Sejauh ini, Basarnas belum menangkap sinyal ELT pesawat AirAsia QZ 8501. ELT sendiri akan memancarkan sinyal bila sebuah pesawat mengalami kecelakaan.