5 Peristiwa Penting dan "Heboh" di Dunia Tahun 2014

Senin, 29 Desember 2014 | 11:17 WIB
5 Peristiwa Penting dan "Heboh" di Dunia Tahun 2014
Protes Hong Kong. [Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beragam peristiwa politik selalu terjadi di berbagai belahan dunia setiap waktu, kendati tidak semua bermakna besar apalagi memiliki dampak signifikan. Dalam hal ini, bisa dipahami bahwa banyak peristiwa politik, bahkan juga sosial dan ekonomi, melibatkan beberapa negara besar khususnya yang memiliki pengaruh di peta perpolitikan dunia. Namun sebaliknya, rangkaian peristiwa juga seakan mengikuti "tren"-nya sendiri, mulai dari masalah minyak, terorisme, hingga rasisme dan lain-lain.

Berikut beberapa peristiwa penting yang dinilai memiliki nuansa politis, serta dianggap penting dan cukup "menghebohkan", yang menjadi pilihan dan dicatat Suara.com pada tahun ini:

-Masalah Rusia-Ukraina
Awalnya hanyalah pergantian presiden di Ukraina pada akhir Februari lalu, yang berlanjut dengan unjuk rasa pro-Rusia, sebelum lantas diikuti dengan klaim wilayah Krimea (Ukraina) oleh Rusia. Dengan ketegangan yang meningkat antara Ukraina-Rusia, sebuah referendum pun digelar pada Maret, di mana hasilnya menyebutkan warga Krimea memilih berada di bawah Rusia.

Amerika Serikat (AS), NATO, juga Uni Eropa khususnya, menyatakan tidak setuju dan tidak mau mengakui hasil referendum itu. Sanksi pun lantas diberikan kepada Rusia, yang seakan membawa kembali "aroma perang dingin" ke tahun 2014. Sementara itu, pihak Ukraina pun melakukan perlawanan terhadap Rusia, yang berlanjut dengan ketegangan antara kedua pihak --hingga saat ini.
[Baca: Referendum Krimea]

-AS dan koalisinya kembali ke Irak
Ini merupakan semacam "edisi terbaru" perang melawan teror yang digaung-gaungkan dan dijalankan oleh AS. Belum lama mengumumkan bakal menarik habis pasukannya di Afghanistan, Barack Obama pada pertengahan Juni 2014 justru menegaskan bahwa militer AS siap kembali terjun ke Irak dan sekitarnya.

Keputusan dan pernyataan Obama itu menyusul peningkatan aktivitas kelompok militan Sunni yang menamai dirinya Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIL/ISIS), yang tak lama memang segera diwujudkan oleh AS bersama sekutunya. Selain tentara Irak dan pejuang Kurdi, plus beberapa negara sekitar yang ikut terjun, AS antara lain dibantu Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Spanyol, Belgia, Kanada, Denmark, Australia, Italia, Turki dan lain-lain. Hingga saat ini, perang itu pun masih berlangsung.
[Baca: Pernyataan Obama soal ISIS]

-Raja baru Spanyol
Spanyol resmi memiliki raja baru pada tahun ini, meski peristiwa ini sendiri sebenarnya tidak tergolong heboh. Walau demikian, peristiwa ini tergolong langka dan historis, karena Raja Juan Carlos I yang memerintah sebelumnya telah bertahta selama hampir 39 tahun, sejak diktator Jenderal Francisco Franco meninggal pada November 1975. Penobatan anak Juan Carlos yang disebut sebagai Raja Felipe VI, ini dilakukan pada 19 Juni 2014. Acara penobatan sendiri digelar secara sederhana, di mana turut mendampingi istrinya, Ratu Letizia, sosok yang sebelumnya pernah menjadi jurnalis.
[Baca: Raja Baru Spanyol]

-Aksi protes Hong Kong
Kawasan Asia ikut menjadi salah satu sorotan dan pusat pemberitaan pada tahun ini, khususnya dalam wujud sebuah rangkaian aksi unjuk rasa besar-besaran. Rangkaian aksi damai yang dilakukan oleh pelajar, pemuda dan (kemudian) warga Hong Kong itu diarahkan pada pemerintahan Cina yang dinilai "bermain-main" dengan janji awal mereka untuk mendukung demokrasi di Hong Kong. Revolusi Payung, demikian nama yang diberikan untuk pergerakan ini.
[Baca: Demo Hong Kong]

-Rangkaian protes rasisme di AS
Sudah lama sekali sejak dihapuskannya perbudakan, AS tampaknya seolah masih tidak putus diterpa masalah rasisme. Ada dua rangkaian peristiwa penting tahun ini yang melibatkan warga kulit hitam, yang memicu sejumlah gerakan protes berbuntut kerusuhan terkait hal itu. Yang pertama adalah tewasnya Eric Garner di New York pada Juli, dan berikutnya penembakan Michael Brown di Ferguson, Missouri, pada Agustus.

Adalah kasus Ferguson yang lebih dulu memicu rangkaian protes dan kemudian kerusuhan, pada November lalu. Aksi massa terutama dipicu dibebaskannya polisi pelaku penembakan oleh lembaga peradilan. Hal serupa terjadi pada Desember terhadap polisi yang menyebabkan tewasnya Garner lewat cekikan, yang juga segera memicu unjuk rasa, bentrok dan kekacauan.
[Baca: Bentrok Protes Ferguson]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI