Suara.com - Kementerian Perhubungan memastikan Badan SAR Nasional belum mendeteksi adanya pesawat yang mengalami kecelakaan.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Djoko Murdjatmodjo mengatakan, Badan SAR Nasional mempunyai alat yang bisa mendeteksi apabila sebuah pesawat mengalami kecelakaan.
Karena itu, Djoko menambahkan, pesawat AirAsia QZ8501 yang masih belum diketahui keberadaannya setelah lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya pagi tadi masih berstatus hilang kontak dan belum dinyatakan jatuh atau mengalami kecelakaan.
“Di Basarnas itu ada alat yang namanya ELT yang bisa mendeteksi apabila ada pesawat yang mengalami kecelakaan. Hingga kini, alat tersebut belum mendeteksi adanya kecelakaan. Karena itu, kami masih menyatakan status AirAsia QZ8501 masih hilang kontak dan belum dinyatakan jatuh,” kata Djoko dalam keterangan pers yang dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (28/12/2014).
Djoko menambahkan, Kementerian Perhubungan sudah membentuk Pusat Krisis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta dan juga bandara Juanda di Surabaya. Menurut dia, masyarakat bisa menghubungi Pusat Krisis di Surabaya di nomor 031-8690945 dan pusat krisis di Jakarta di nomor 021-55912648. Sedangkan Pusat Krisis yang dibentuka AirAsia Indonesia bisa dihubungi di nomor 021-29270811.
Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 tujuan Surabaya-Singapura hilang kontak dengan menara pengawas (ATC) antara Tanjung Pandan, Provinsi Bangka Belitung, dan Pontianak (Kalimantan Barat).
"Pesawat dinyatakan hilang kontak pada pukul 06.17 WIB. Kita tidak berasumsi yang lain tapi hanya hilang kontak," kata Djoko Murdjatmojo.
Pesawat AirAsia tersebut lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 05.20 Waktu Indonesia Bagian Barat dan direncanakan tiba di Bandara Changi, Singapura, sekitar pukul 08.30 WIB.
Sedangkan komposisi kru adalah Kapten Irianto, dengan First Officer (FO) Remi Emmanuel Plesel. Sementara komposisi penumpang total 155 orang yang terdiri atas 138 orang dewasa, 16 anak-anak, dan 1 bayi.