5 Peristiwa Buruk di Dunia Olahraga 2014

Minggu, 28 Desember 2014 | 09:30 WIB
5 Peristiwa Buruk di Dunia Olahraga 2014
Kecelakaan Jules Bianchi F1. [Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemenangan dan perayaan seolah sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kompetisi olahraga di mana pun. Namun sebenarnya, selain pencapaian dan kegembiraan, olahraga di sisi lain juga selalu diwarnai hal-hal negatif seperti kegagalan dan kekecewaan lantaran kalah bersaing.

Lebih dari itu, olahraga juga --sebagaimana aspek kehidupan lainnya-- bisa diwarnai oleh kecurangan, kontroversi, skandal, bahkan tragedi. Berikut lima di antara peristiwa buruk terkait aspek itu di sepanjang 2014, yang dicatat dan dipilih Suara.com:

-Olimpiade Sochi
Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi yang digelar pada Februari lalu, tercatat sudah memunculkan kontroversi bahkan sejak periode persiapannya. Pemilihan Sochi sebagai kawasan yang dikenal tidak betul-betul memiliki "nuansa winter" (musim dingin), penggunaan lapisan-lapisan es buatan, hingga fasilitas dan akomodasi yang buruk, menjadi sorotan media-media Barat. Lebih dari itu, Sochi yang notabene adalah bagian dari Rusia, juga dikritik atas "sikap politik"-nya yang cenderung tidak mengakui/menerima kaum homoseksual, di mana dunia sebaliknya belakangan kian terbuka soal itu.

Di tengah itu pula, beberapa kontroversi individual lainnya pun muncul. Salah satunya adalah yang memperkenalkan nama atlet ski Lebanon, Jackie Chamoun. Tiba-tiba saja, foto telanjang sang atlet yang sudah diambil beberapa tahun sebelumnya beredar luas. Kejadian ini kontan mengundang reaksi keras, terutama di negerinya, meskipun sebaliknya Chamoun juga mendapatkan sejumlah dukungan dari netizen.
[Baca: Dukungan Telanjang bagi Chamoun]

-Komentar rasis Sterling
Sosok lama di balik klub basket Los Angeles (LA) Clippers, Donald Sterling, terlibat skandal ketika sebuah rekaman pernyataan bernada rasisnya muncul di media internet. Rekaman itu pun tersebar luas, lalu mendapatkan reaksi keras. Menyusul kemunculan rekaman pada 25 April itu, para tokoh basket dan pemain legendaris NBA pun ikut unjuk bicara mengecamnya.

Otoritas NBA pun kemudian segera bertindak, yang berujung pada akhir bulan itu juga dengan sanksi larangan aktif di basket seumur hidup bagi Sterling, plus denda sebesar US$2,5 juta. Tidak sekadar itu, Sterling pun akhirnya "disingkirkan" dari kepemilikan Clippers pada akhir Mei, dengan pemilik barunya adalah mantan bos Microsoft, Steve Ballmer.
[Baca: Dampak Rasisme bagi Sterling]

-Kasus hukum Phelps
Tepat pada akhir September 2014, perenang kenamaan dunia yang adalah juga kebanggaan Amerika Serikat (AS), Michael Phelps, ditangkap polisi karena mengemudi sambil mabuk. Sepekan berselang, otoritas renang AS pun segera memastikan sanksi dicoretnya peraih 18 medali emas itu dari aktivitas mereka. Phelps lantas harus menjalani hukuman atas kesalahannya, termasuk dengan masuk program rehabilitasi. Namun dalam situasi itu pun, kontroversi masih tak berhenti menimpa Phelps, termasuk antara lain dengan kemunculan sesosok perempuan eks-kelamin ganda yang mengaku sempat berhubungan intim dengannya.
[Baca: Phelps Mabuk dan Masuk Rehab]

-Kecelakaan fatal F1
Dunia balap mungkin masih belum lupa dengan kecelakaan tragis F1 yang menimpa Ayrton Senna, 20 tahun lalu. Sementara khususnya tahun ini, banyak pecinta F1 pun mungkin masih bersedih dan sekaligus penasaran dengan nasib Michael Schumacher, usai kecelakaan fatalnya saat main ski di Alpen pada akhir 2013. Nyatanya, tahun ini sebuah kecelakaan fatal lain justru kembali terjadi di lintasan F1.

Tepatnya pada 5 Oktober dalam balapan GP Jepang di Sirkuit Suzuka, salah satu dari korban kecelakaan di bawah terpaan hujan deras itu adalah Jules Bianchi, pebalap muda asal Prancis dari tim Marussia. Sang pebalap mengalami cedera parah di kepala usai menabrak alat berat (crane) dan sempat koma di rumah sakit. Tak banyak kabar lanjutan dari kondisi Bianchi, selain bahwa pada akhir November lalu ia disebut-sebut sudah sadar dan tak memerlukan bantuan pernapasan lagi. Sementara itu pihak F1, termasuk panitia di GP Jepang, cenderung menyebut kejadian itu lebih sebagai "nasib buruk".
[Baca: Panitia GP Jepang soal Tabrakan Bianchi]

-Doping Lee Chong Wei
Pebulutangkis asal negeri jiran Malaysia ini sudah cukup lama malang-melintang di papan atas tunggal putra dunia. Saking sudah banyaknya prestasi dan pengalamannya, Lee Chong Wei bahkan sempat beberapa kali mengutarakan hendak pensiun, termasuk tahun ini. Namun agaknya, justru di tahun ketika dia memutuskan terus berkompetisi, karier Chong Wei mungkin akan berakhir dengan catatan buruk.

Tepatnya seusai mengikuti Kejuaraan Dunia pada Agustus lalu, sampel urine Chong Wei belakangan oleh BWF disebut positif mengandung zat terlarang. Bukti itu pun kemudian telah diperkuat lagi, dan Chong Wei akhirnya resmi menjalani sanksi dari BWF --kendati di pihaknya masih memutuskan banding. Chong Wei pun tak bisa ikut di berbagai turnamen, termasuk dalam ajang BWF Super Series Finals beberapa pekan lalu, yang lantas diikuti dengan turunnya dia dari peringkat satu dunia, digantikan Chen Long (Cina).
[Baca: Buntut Doping Chong Wei]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI