Banjir di Bandung Perlu Penanganan Total

Arif Sodhiq Suara.Com
Sabtu, 27 Desember 2014 | 13:46 WIB
Banjir di Bandung Perlu Penanganan Total
Sejumlah warga menggunakan perahu melintasi kawasan yang terendam banjir di kawasan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (26/12). [Antara/Fahrul Jayadiputra]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung, Jawa Barat memerlukan penanganan total dan kerja sama banyak pihak.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

"Perlu penanganan yang komprehensif, baik struktural maupun nonstruktural," ujarnya di Jakarta, Sabtu (27/12/2014).

Banjir yang melanda Kabupaten Bandung menggenangi lima kecamatan dan telah berlangsung selama 10 hari, sejak Kamis (18/12/2014) pukul 20.50 WIB. Hingga hari ini, wilayah yang tergenang banjir belum semuanya surut.  

Sebanyak 14.276 jiwa (4.409 KK) masih mengungsi. Mereka berada di Kecamatan Baleendah 5.365 jiwa (1.608 KK), Kecamatan Dayeuhkolot (5.827 jiwa (1.906 KK), Kecamatan Bojongsoang 1.680 jiwa (498 KK), Kecamatan Ketapang 747 jiwa (229 KK) dan Kecamatan Cicalengka 657 jiwa (159 KK).

"Banjir di Cekungan Bandung atau di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu ini sesungguhnya sudah berlangsung sejak lama karena kondisi alamiah topografinya cekung seperti mangkok," kata Sutopo.

Menurut dia, pertambahan penduduk dan degradasi lingkungan memicu frekuensi banjir semakin meningkat.

"Daerah di Baleendah, Dayeuhkolot, Majalaya, Bojongsoang dan Banjaran adalah pemukiman padat dan berkembang kawasan industri," jelasnya.

Sutopo menambahkan usulan penanganan banjir jangka pendek di DAS Citarum sudah pernah dibahas dalam rakor tingkat menteri di Kantor Kemenkokesra pada 3 Maret 2010 setelah terjadi banjir besar. Salah satunya adalah usulan konservasi di tujuh sub-DAS Citarum Hulu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI