Sepanjang 2014, Aksi Polisi "Koboi" Masih Marak

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 26 Desember 2014 | 07:00 WIB
Sepanjang 2014, Aksi Polisi "Koboi" Masih Marak
Anggota polisi [Antara/Nyoman Budhiana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi polisi "koboi" masih marak di sepanjang 2014. Artinya, penyalahgunaan senjata api oleh polisi masih tetap marak. Di tahun ini ada 13 kasus salah tembak atau aksi "koboi" yang dilakukan polisi, yang mengakibatkan 27 orang jadi korban. Tujuh di antaranya tewas dan 20 luka-luka.

Menurut data Indonesian Police Watch, dari 13 kasus polisi "koboi" itu ada enam peristiwa polisi yang menembak rekannya sendiri dan ada polisi tertembak pistolnya sendiri. Namun secara umum aksi polisi "koboi" ini menurun drastis jika dibandingkan empat tahun sebelumnya.

Tahun 2013 ada 20 kasus, dengan korban lima tewas dan 21 luka, empat di antaranya polisi. Tahun 2012 ada 37 kasus, 17 orang tewas dan 32 luka. Tahun 2011 ada 97 orang yang jadi korban polisi koboi, 19 di antaranya tewas dan 78 luka.

"Turunnya aksi koboi-koboian polisi ini patut diapresiasi. Setidaknya kasus ini menunjukkan sudah adanya pengawasan dalam penggunaan senjata api dan adanya kesadaran di kalangan kepolisian untuk bersikap tertib dalam menggunakan senjata apinya," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane, Jumat (26/12/2014).

Neta menambahkan di 2014 ini aksi polisi "koboi" yang menembak rekannya sesama polisi atau polisi tertembak pistolnya sendiri semuanya ada enam peristiwa, bahkan tiga di antaranya polisi menembak atasannya karena merasa kesal dan tersinggung.

Aksi sembrono di 2014 terjadi mulai 17 Januari. Saat itu Bripka HR anggota Tim Unit Narkoba Polsek Kembangan, Jakbar, secara meletakkan pistol di atas meja sebuah warung. Tiba-tiba pitol itu meletus dan pelurunya menerjang Suwardi, pemilik warung. Sedangkan aksi polisi koboi terakhir di 2014 terjadi pada 8 Desember. Empat warga tewas tertembak dan 13 lainnya luka berat saat massa dikatakan hendak menyerang Polsek Enarotali, Paniai, Papua.

Sebagian besar aksi penembakan yang dilakukan polisi koboi di 2014 adalah akibat persoalan sepele, misalnya akibat senggolan atau akibat billing yang ditagih dinilai terlalu tinggi atau gara-gara tersinggung karena ditegur atasan. Melihat hal ini di 2015 para polisi yang menjadi atasan perlu dengan cermat mengontrol anak buahnya.

Selain itu Polri dikatakan juga perlu secara reguler melakukan psikotes bagi jajaran bawah yang memegang senjata api. Tujuannya agar aksi polisi "koboi" bisa dihindari.

Data lengkap korban polisi "koboi" 2014

8 Desember 2014

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI