“Setelah beberapa bulan menjual nasi, Alhamdulillah saya kembali mempunyai modal,” ungkap Nely.
Setelah berhenti sepuluh bulan, Oktober 2005 Nelly mulai kembali membuat roti. Nelly membangun usahanya dengan segala keterbatasan, salah satunya adalah biaya. Saat itu, ia hanya mampu memproduksi roti dari dua kilogram tepung per hari. Nasib baik menghampiri Nelly kala sebuah perusahaan tepung terigu memberinya sejumlah bantuan seperti oven dan alat lainnya untuk memproduksi roti.
Kata dia, awalnya ia tidak mempunyai keahlian dan pengetahuan tentang cara membuat roti. Tapi karena keinginannya yang kuat, ia belajar secara otodidak dan menonton sejumlah acara di televisi.
Roti yang berhasil ia buat kemudian dibagikan ke para tetangga untuk mencobanya. Karena mendapat respon positif dari tetangga, Nelly akhirnya memberanikan diri untuk membuka sebuah usaha membuat roti.
“Sebenarnya, sebelum membuat roti saya sudah terlebih dahulu membuat kue basah selama 14 tahun,” kata Nelly.
Sebelum usahanya berkembang pesat, Nelly mempunyai segudang persoalan dalam memasarkan roti hasil produksinya. Masyarakat saat itu menganggap roti milik Nelly tidak sehat karena hanya tahan empat hari. Padahal, Roti Nusa Indah yang diproduksinya tidak dicampur dengan bahan-bahan tidak sehat.
Nelly tidak patah semangat karena roti hasil produksinya tidak banyak diterima di masyarakat. Ia terus mencari ide dan memberi pengetahuan kepada warga tentang roti sehat dan layak di konsumsi. Menurutnya, roti yang bertahan dalam waktu singkat merupakan roti yang bagus untuk dikonsumsi karena tidak mengandung pengawet dan bahan-bahan tidak sehat lainnya.
Usaha Nelly untuk memperkenalkan rotinya tidak sia-sia. Buktinya baru beberapa tahun usahanya berdiri, Roti Nusa Indah miliknya sudah dikenal oleh masyarakat di Aceh Besar, Banda Aceh dan sejumlah daerah lain di Aceh. Sekarang, banyak masyarakat mulai tertarik membeli roti Nelly dan menjadikannya sebagai makanan selingan saat istirahat.
Jumlah produksi roti milik Nelly pun semakin hari semakin meningkat. Kini dalam sehari ia berhasil memproduksi roti dari 80 hingga 100 sak tepung. Omzetnya pun terbilang tinggi. Dalam sehari ia mempunyai omzet mencapai Rp25 juta.
“Cukuplah untuk menggaji karyawan,” jelas Nelly.