Suara.com - Ketua Sinode KINGMI Papua, Pdt Benny Giay menolak rencana Presiden Joko Widodo yang akan merayakan Natal di Tanah Papua. Menurut dia, alasan penolakan itu karena warga Papua masih berduka atas kasus penembakan terhadap sejumlah siswa pada 8 Desember lalu.
“Sebelum Pemerintah menunjuk tim independen yang menyelidiki insiden ini, kami sebagai Gereja tidak melihat efek terapi dari seorang Presiden yang bernatalan di Papua, kecuali pihak pelaku kekerasan ini yang akan mendapat manfaat dari Natal yang dihadiri Presiden ini,” kata Benny dalam keterangan tertulis yang diterima suara.com Kamis (25/12/2014).
Benny menambahkan, Natal akan digunakan warga Papua untuk mempertanggungjawabkan iman kepada Tuhan. Karena itu, kedatangan Presiden Jokowi yang dikelola panitia Natal dan menghabiskan dana Rp20 miliar akan mengganggu ritual yang biasa dilakukan warga Papua setiap Natal.
“Apabila bernatalan dengan Presiden, kami akan dijebak untuk marah, memikirkan program besar Indonesia dan orang lain yang sedang merencanakan untuk kehancuran Papua seperti: Pembentukan Kodam Baru penambahan dua Provinsi baru, Pengiriman lebih banyak transmigrant yang dikawal TNI Polri,” tegasnya.
“Baik sebagai warga Papua dan pimpinan Gereja , saya menolak karena kegiatan seorang Presiden atau petinggi militer bernatalan di Papua ini sering digunakan untuk mengalihkan atau membohongi public. Sebagaimana yang dilakukan beberapa Presiden RI dan petinggi keamanan negara ini yang pernah bernatalan di Tanah Papua dalam suasana Papua berdarah-darah dan duka seperti tahun 2014 ini, tetapi sekembalinya Presiden atau petinggi itu, Papua tidak bertambah baik,” pungkasnya.
Tokoh Gereja Tolak Rencana Jokowi Rayakan Natal di Papua
Doddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 25 Desember 2014 | 14:17 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Nge-Vlog Bareng Iriana, Jokowi Hari Ini OTW ke Jakarta buat Nengok Cucu: Bismillah
07 November 2024 | 15:21 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI