Pesan Natal 2014: Perkuat Peran Keluarga Dalam Pembentukan Moral

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 25 Desember 2014 | 04:43 WIB
Pesan Natal 2014: Perkuat Peran Keluarga Dalam Pembentukan Moral
Misa natal di Gereja Immanuel Jakarta, Rabu (24/12/2014) malam. (suara.com/Oke Atmaja)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelaksanaan kebaktian Natal, Rabu (24/12/2014) malam di beberapa daerah di Indonesia mengusung berbagai tema.  Di GPIB Immanuel Gambir, Jakarta Pusat, pendeta LZ Raprap menyampaikan khutbah dengan tema "Rahmat Tuhan Turun Temurun" dan mengajak para jemaat meningkatkan keimanan kepada Tuhan.

Ia menjelaskan ada tiga hal yang membuat Rahmat Tuhan Turun Temurun yaitu Tuhan datang untuk memperbaiki moral, jiwa sosial, dan kesejahteraan umat.

"Saya mengingatkan agar para jemaat harus terus-menarus melakukan perbuatan baik, menjauhkan sifat sombong, sekaligus takut terhadap Tuhan," katanya.

Sementara misa Natal di Gereja Theresia, Jakarta Pusat mengangkat tema "Keluargaku Melayani". Menurut Romo Kepala Albertus Hani Rudi Hartoko di Gereja Theresia, keluarga saat ini makin banyak yang tidak harmonis dan terjadi kekerasan di dalamnya. Ia mengingatkan, Natal membawa pesan damai maka kedamaian dimulai dari keluarga masing-masing karena ada kecenderungan keluarga sering terlupakan.

"Keluarga saat ini makin banyak yang tidak harmonis dan terjadi kekerasan dalam rumah tangga," ujarnya.

Di GPIB Immanuel Kota Semarang, pendeta Parlindungan Lumban Gaul menyampaikan bahwa Tuhan telah berjanji,  kepada orang yang congkak, salah satunya penguasa yang menyalahgunakan kekuasaannya, akan menerima hukuman pada akhir zaman.

Misa Natal di Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci atau Gereja Katedral Semarang, Jawa Tengah, yang dipimpin oleh Uskup Agung Semarang Romo Monsinyur (Mgr.) Yohannes Pujasumarta juga menyampaikan pesan Natal yang mengangkat tema "Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga" yang menekankan pentingnya peran keluarga sebagai "benteng".

"Keluarga menjadi komunitas beriman yang bisa berdoa bersama, merasakan berkat Tuhan dan saling memberkati sehingga merasa kerasan, selalu merindukan kebersamaan keluarga dan merindukan sukacita," ujarnya.

Menurut Romo Yohannes, keluarga menjadi benteng dalam menghadapi arus globalisasi yang mengerdilkan kemanusiaan dan Natal mengingatkan kepada manusia akan kehadiran Allah melalui Yesus dalam keluarga. Dia menjelaskan perubahan cepat dan perkembangan dahsyat dalam berbagai bidang, bukan hanya memberikan manfaat melainkan membawa akibat buruk pada kehidupan, seperti maraknya aborsi dan ketidakpedulian.

"Sekarang marak terjadi aborsi, ketidakpedulian, dan sebagainya. Moral dasar keluarga yang kuat akan membentuk masyarakat yang kuat pula dan tugas keluarga melindungi dan memelihara kehidupan," katanya.

Romo Yohannes mengingatkan manusia harus menjadi agen untuk melawan arus yang merusak tersebut yang dimulai dari keluarga dan keluarga sebagai tanda kasih Allah memiliki tugas melindungi kehidupan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI