Suara.com - Koneksi internet di Korea Utara Selasa (23/12/2014) malam kembali terputus. Satu kelompok riset internet Amerika Serikat telah melacak ikhtiar keras negara itu untuk tetap dalam jaringan (online). Dyn Research menyatakan empat jejaring online Korea Utara, yang dipasok Unicom, perusahaan komunikasi Cina, dalam posisi tak berfungsi pada pukul 15.41 GMT (pukul 23.41 WIB) setelah tak stabil beberapa jam sebelumnya.
Pada Senin (22/12/2014), koneksi internet Korea Utara putus selama lebih sembilan jam, yang memicu spekulasi bahwa kediktatoran yang terisolasi tersebut telah menjadi sasaran serangan maya dari AS. Sebelumnya, Washington telah menuduh Korea Utara berada di belakang peretasan terhadap sistem Sony Pictures untuk memaksa pihak Sony menunda rilis film "The Interview". Presiden AS, Barack Obama telah menjanjikan "tanggapan pantas" atas dugaan serangan tersebut.
Terputusnya akses internet yang sudah terbatas di Korea Utara belum dapat dikonfirmasi.
Korea Utara, Minggu (21/12), mengancam akan memukul balik Gedung Putih dan target-target AS lainnya jika Washington mengeluarkan sanksi-sanksi terhadap negara itu atas tuduhan melakukan serangan peretasan.
Lembaga militer tertinggi negara itu, Komisi Pertahanan Nasional (NDC), lagi-lagi membantah terlibat dalam peretasan yang dialami Sony Pictures. Kasus peretasan itu memaksa pimpinan Sony Pictures menunda peluncuran film, yang dianggap Pyongyang menghina pemimpin Korut.
Pada Jumat (19/12/2014) Obama menyebut Pyongyang di belakang aksi ini, dan berjanji untuk memberikan balasan yang setimpal. "Kami akan menanggapinya secara proporsional dan akan menanggapi pada tempat, waktu, dan cara yang kami tentukan," katanya.
NDC Korut, dalam pernyataannya yang dimuat oleh kantor berita resmi, mengatakan tentara dan rakyat Korut "sangat siap untuk menghadapi AS di semua wilayah perang, termasuk perang dunia maya untuk meledakkan benteng-benteng itu".
"Tindakan pencegahan paling keras akan kami lakukan terhadap Gedung Putih, Pentagon dan seluruh wilayah AS, tempat-tempat kotor terorisme, yang sejauh ini melebihi 'tindakan pencegahan simetris' yang dinyatakan Obama," kata pernyataan itu.
Korea Utara, yang di masa lalu telah mengeluarkan pernyataan-pernyataan bernada mengancam Amerika Serikat, menuding pemerintahan Obama terlibat dalam pembuatan film "The Interview", yang mengisahkan rencana fiktif CIA untuk membunuh Kim Jong-Un.
Pyongyang juga memuji "tindakan adil" kelompok peretas, yang menyebut dirinya sebagai Pengawal Perdamaian, namun mengatakan pihaknya tidak tahu-menahu di mana kelompok itu bermarkas. (Antara)