Suara.com - Setelah 10 orang juru runding dari dua kubu di Golkar selama beberapa jam melakukan pertemuan pada Selasa (23/12/2014), akhirnya menghasilkan kesepakatan.
"Kami sepakat, untuk mengutumakan jalur islah, rekonsiliasi, dengan mufakat untuk selesaikan masalah. Dan, menghindari sejauh mungkin cara menyelesaikan perselisihan dengan Mahkamah Partai atau pengadilan," ujar juru runding kubu Golkar versi Munas Jakarta, Priyo Budi Santoso di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta.
Hasil pertemuan ini juga menyepakati supaya masing-masing kubu tidak memperuncing masalah dan tidak membawa perselisihan ini ke Golkar ke tingkat daerah.
Perselisihan dilokalisir hanya pada lingkup DPP Golkar saja.
"Kita sepakat untuk menghentikan kegiatan-kegiatan yang dapat memperuncing, seperti yang sampai membawa fraksi ke daerah sehingga buat fraksi dampak soal ini ke daerah. Menjaga seluruh potensi Partai Golkar ini supaya jangan sampai terpecah," kata Juru Runding Golkar Munas Jakarta, Theo L Sambuaga di tempat yang sama.
Kedua belah pihak bersepakat mendukung substansi Pilkada langung yang dikeluarkan Presiden SBY.
Posisi Golkar juga mendukung program pemerintah Jokowi-JK terutama yang berdasarkan asas prorakyat.
Theo dan Priyo sama-sama menyebut pertemuan kali ini belum tuntas sehingga perlu dilakukan selanjutnya. Karenanya, dua kubu sama-sama menyepakati akan dilakukan pertemuan lanjutan pada 8 Januari 2015 mendatang di tempat yang belum ditentukan.
Perlu diketahui, pertemuan ini dilakukan oleh sepuluh orang yang merupakan perwakilan dua kubu Golkar.
Juru runding dari kubu Golkar versi Munas Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie (Ical), adalah MS Hidayat, Syarief Cicip Sutardjo, Theo Sambuaga, Freddy Latuhina, dan Azis Syamsudin.
Sementara, kubu Golkar versi Munas Jakarta yang dipimpin Agung Laksono diwakilkan oleh Priyo Budi Santoso, Agun Gunandjar, Yorrys Raweyai, Andi Matalata dan Ibnu Munzir.