Suara.com - Aktivis Madura Corruption Watch (MCW) asal Desa Tlageh, Bangkalan, Musleh, Selasa sore (23/12/2014), dibacok oleh preman suruhan oknum aparat desa setempat, karena gencar mengkritik penyimpangan bantuan program simpanan keluarga sejahtera (PSKS).
"Aksi pembacokan terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, saat si Musleh hendak melakukan audiensi tentang penyimpangan bantuan PSKS di desanya di Kantor Kecamatan Galis," kata Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP Andy Purnomo.
Aksi pembacokan oleh preman yang diduga kuat suruhan oknum aparat desa yang melakukan pemotongan dana bantuan PSKS itu terjadi saat korban hendak masuk ke Pendopo Kecamatan Galis.
Tiba-tiba, korban dihadang oleh orang-orang yang diketahui oleh masyarakat setempat sebagai orang-orang suruhan kepala desa di wilayah itu.
"Teman-temannya kepala desa tersebut menggeluarkan senjata tajam, kemudian membacok kepala saya," tutur Musleh di RSUD Syarifah Ambami Ratoh Ebu, Bangkalan.
Akibat kejadian itu, Musleh menderita luka bacok pada bagian kepalanya.
Petugas Polres Bangkalan masih mengembangkan kasus ini dengan memeriksa sejumlah pihak, baik dari unsur aparat desa, petugas kecamatan dan sejumlah aktivis.
Kasus pembacokan aktivis vokal seperti yang terjadi di Kecamatan Galis, bukan yang pertama kali di Bangkalan.
Sebelumnya, seorang aktivis bernama Mahmudi juga dibacok oleh tak dikenal, karena yang bersangkutan sering mengkritik kinerja Pemkab Bangkalan yang dinilai tidak prosedural dan menyimpang dari ketentuan.
Kasus pembacokan aktivis yang bernama Mahmudi itu, terjadi saat Bupati RKH Fuad Amin Imron menjabat sebagai Bupati Bangkalan.