Suara.com - Pembunuhan terhadap jurnalis yang dilakukan oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membuat 2014 menjadi tahun yang ‘mematikan’ bagi jurnalis. Berdasarkan laporan dari Committee to Protect Journalist, ada 60 jurnalis yang tewas dalam melakukan pekerjaannya di sepanjang tahun ini.
Di antara jurnalis yang tewas antara lain James Foley dan Steven Sotloff yang dipenggal oleh ISIS dan dipublikasikan di dunia maya pada Agustus dan September lalu. Fotografer asal Jerman, Anja Niedringhaus juga tewas ketika ditembak polisi saat meliput pemilihan umum di Afghanistan.
Di Ukraina yang tengah dilanda konflik, enam jurnalis internasional tewas saat tengah melakukan peliputan. Itu merupakan kali pertama jurnalis tewas dibunuh di Ukraina sejak 2001 lalu. Berdasarkan data CPJ, sebagain besar jurnalis yang mempunyai risiko tinggi dalam melakukan tugasnya adalah jurnalis lokal di daerah konflik.
Contohnya di Suriah yang merupakan negara paling berbahaya bagi jurnalis di mana ada 17 jurnalis yang tewas. Sebagian besar korban yang tewas adalah jurnalis lokal. Dari 20 jurnalis yang disandera ISIS, sebagian besar adalah jurnalis lokal.
Sejak pecah perang saudara di Suriah pada 2011, jumlah jurnalis yang tewas mencapai 79 orang. Suriah sudah melampaui Filipina sebagai negara kedua dengan jumlah jurnalis tewas terbanyak sejak 1992. Posisi pertama masih ditempati Irak. (AFP/CNA)
2014, Tahun Mematikan bagi Jurnalis
Doddy Rosadi Suara.Com
Selasa, 23 Desember 2014 | 13:43 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Kasus Jurnalis Tewas Dilaporkan ke Pomdam, Putri Rico Curigai Koptu HB: Harus Dihukum Setimpal jika Bersalah!
18 Juli 2024 | 20:28 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI