Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui di tahun 2015 nanti akan ada penggusuran terhadap pemukiman penduduk yang menempati kawasan yang seharusnya tidak digunakan untuk tempat tinggal.
"Memang (akan ada penggusuran besar-besaran). Anda mau bebasin Jakarta nggak dari banjir? Masalahnya semua sungai di Jakarta didudukin," kata Basuki yang biasa disapa Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (23/12/2014).
Namun, Ahok belum mau mengungkap daerah mana yang akan terkena penggusuran.
Ahok juga mengungkapkan bahwa ia merasa sudah dipermainkan oleh sebagian warga yang selama ini mendapatkan kompensasi untuk tinggal di rumah susun. Mereka, kata Ahok, ternyata kembali lagi menempati kawasan sekitar Sungai Ciliwung, sedangkan rusunnya disewakan ke sanak keluarga.
"Artinya apa, udah ada sheetpile, udah dibayar, balik lagi. Nah terus sekarang kenapa ribut? Kita udah cek, pengalaman kami kalau ada 500 rumah yang kami gusur, dulu kami menyediakan 500 rusun, ternyata ini lebih dari setengahnya penyewa, sama mereka dijual lagi, sewa lagi," kata Ahok.
Khusus warga yang selama ini belum mendapat ganti rugi, kata Ahok, nanti akan tetap diberi ganti rugi bila tempat tinggalnya digusur.
Agar warga tidak mempermainkan pemerintah dengan kembali lagi menempati pinggir sungai setelah mendapat ganti rugi, nanti akan ada penerapan sistem pembayaran non tunai melalui Bank DKI. Uang sewa akan dibayar melalui Kartu Jakarta atau JakCard, seperti yang diterapkan pada penghuni Rusun Marunda.
"Makanya kita sekarang kita sikat dulu. Kalo terjadi bencana banjir atau kebakaran, kamu mau ngungsi sementara gak? Ngungsi sehari dua hari kan nggak masalah. Kalau kamu punya rumah sendiri kamu mau ngungsi nggak? Nggak mau," kata dia.
Sebelumnya, Ahok mengatakan ingin menertibkan kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur.
"Kita malah mau beresin Kampung Pulo, gak ada pilihan," kata Ahok, Jumat (21/11/2014).