Coca Cola Bangun Pabrik di Jalur Gaza

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 23 Desember 2014 | 02:07 WIB
Coca Cola Bangun Pabrik di Jalur Gaza
Palestina (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Produsen minuman ringan dunia, Coca Cola akan membangun pabrik di Jalur Gaza, yang selama ini dikenal sebagai daerah konflik.  Militer Israel, Senin (22/12/2014) mengatakan telah mengizinkan sembilan truk yang mengangkut mesin perakitan untuk pabrik ke Jalur Gaza.

Imad Hindi, seorang direktur perusahaan Palestina yang meiliki lisensi untuk memproduksi minuman soda itu, mengatakan pabrik ini akan menciptakan 300 pekerjaan baru di wilayah yang tingkat pengangguran mencapai 40 persen itu. Hindi mengatakan produksi akan dimulai pada akhir 2015. Dia mengatakan, untuk membangun pabrik ini dibutuhkan biaya 20 juta dolar AS.

Donor internasional sejauh ini gagal untuk memberikan miliaran dolar uang bantuan yang dijanjikan untuk membangun kembali Jalur Gaza yang babak belur oleh perang. Seorang pejabat Palestina, Senin, mengatakan perseteruan antara faksi-faksi Palestina telah menghalangi pemerintah asing mengirimkan bantuan.

50 hari setelah pecah 'perang' antara Israel dan militan Palestina pada Agustus lalu, donor internasional menjanjikan 2,7miliar untuk membantu membangun kembali Gaza. Tapi Wakil Perdana Menteri Palestina Mohammed Mustafa mengatakan sampai sekarang "tidak satu sen pun" telah diterima dari donor besar seperti Qatar, Uni Emirat Arab dan Turki.

"Terus terang, apa yang terjadi sekarang tidak menggembirakan," kata Mustafa. Dia mengatakan hanya tetesan uang yang telah diterima, namun menolak untuk menjelaskan.

"Semua pihak masih memiliki kekhawatiran tentang situasi, apakah situasi politik atau rekonsiliasi atau penyeberangan perbatasan," katanya.

Kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, dan didukung Barat Fatah, yang mengatur Tepi Barat, membentuk pemerintah persatuan awal tahun ini. Tetapi pemerintah masih belum berfungsi optimal. Para pihak masih berdebat bagaimana melaksanakan rekonstruksi.

Perang musim panas itu menghancurkan ribuan bangunan dan meninggalkan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal. Lebih dari 2.100 warga Palestina tewas dalam pertempuran itu. Di Israel, 66 tentara dan tujuh warga sipil tewas. (bostonherald.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI