Di Hari Ibu, Jokowi Berkisah Tentang Doa Ibundanya

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 22 Desember 2014 | 21:23 WIB
Di Hari Ibu, Jokowi Berkisah Tentang Doa Ibundanya
Ibunda Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo. (Suara.com/Bagus Santosa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hari Ibu dirayakan dengan meriah di Tanah Air. Banyak pesta digelar dan media sosial riuh dengan kisah tentang para ibu yang tekun dan setia, tidak terkecuali dari Presiden Joko Widodo.

Jokowi, sapaan akrab Presiden, lahir dari rahim Sujiyatmi. Selain Jokowi, Sujiyatmi juga mempunyai tiga puteri dari pernikahannya dengan Wijiatno Notomiharjo.

Dan tentang Sujiyatmi, ibunda yang melahirkan dan membesarkannya, Presiden Jokowi menuliskan pengalamannya di akun Facebook pada Senin (22/12/2014) malam.

Berikut adalah penuturan Jokowi seperti yang dikutip dari akun Facebook Ir H Joko Widodo:

Mengenang hari Ibu, membuat saya teringat ketika saya masih remaja dulu, ada satu waktu yang amat membekas dalam batin bagaimana kasih sayang Ibu, membuat saya kukuh dan kuat menghadapi tantangan hidup.

Saat saya sekolah dulu, saya pernah kecewa karena tidak bisa masuk SMA favorit padahal nilai saya termasuk bagus, kekecewaan saya mungkin kekecewaan di masa remaja, berhari-hari saya murung, namun satu kali saya melihat Ibu saya tekun memotong bambu yang akan dijualnya, saya tersentuh.

Teringat saya bagaimana Bapak dan Ibu saya berjuang keras hanya untuk membeli buku dan mencari uang dengan keringat yang jujur untuk saya dan adik-adik agar bisa sekolah. Waktu itu ibu saya berkata "untuk jadi orang besar, kamu harus punya jiwa besar" saya pegang kata-kata itu menjadi keyakinan dalam diri saya untuk menghadapi segala persoalan hidup dengan jiwa besar dan ikhlas.

Saya pernah mendengarkan ibu saya dalam sholatnya mendoakan anak-anaknya, agar anak-anaknya 'mentas' dalam kehidupan. Setiap selesai sholat disebut nama saya dan adik-adik saya, doa ibu saya adalah doa yang sungguh kepada Allah SWT.

Doa seorang Ibu adalah doa yang paling menyentuh, hubungan kemanusiaan paling dalam adalah hubungan anak dengan Ibunya.

Semua Ibu di dunia ini dibesarkan oleh rasa manusia merawat anak-anaknya tumbuh.

Saya kutip puisi berjudul "Ibu" dari penyair Kahlil Gibran :

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir -bibir manusia.
Dan "Ibuku" merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian,
manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa. .

Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita diwaktu lara, impian kita saat susah sengsara, rujukan kita dikala nista. Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.

Siapa pun yang kehilangan ibunya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa merestui dan memberkatinya.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.

Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang kicau burung- burung dan alur sungai.

Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya.

Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian. Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud. Penuh cinta dan kedamaian.

-Selamat Hari Ibu-.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI