Presiden AS, Barack Obama berjanji untuk membalas serangan cyber yang menghancurkan Sony Pictures. Obama dalam jumpa persnya, Jumat (19/12/2014) di Washington, menuduh Pyongyang berada di balik serangan ini. Dan pihakstudio Hollywood yang marah menyebut Pyongyang berusaha memaksakan sensor di Amerika.
Obama mengatakan serangan cyber yang menyebabkan banyak kerusakan Sony tetapi perusahaan tidak seharusnya membiarkan dirinya diintimidasi untuk menghentikan rilis publik dari "The Interview," yang menggambarkan pembunuhan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
"Kami akan merespon, Kami akan merespon secara proporsional, dan kami akan merespon di tempat dan waktu dan cara yang kita pilih," kata Obama dalam konferensi pers akhir tahunnya .
Sebelumnya, Biro Investigasi Federal (FBI) mengumumkan bahwa penyidik telah mengungkap Korea Utara berada di balik peretasan terhadap situs milik Sony Pictures dan mengatakan tindakan Pyongyang jatuh "di luar batas-batas perilaku yang dapat diterima."
Obama mengatakan Korea Utara tampaknya telah bertindak sendirian. Washington mulai konsultasi dengan Jepang, China, Korea Selatan dan Rusia mencari bantuan dalam mengekang kegiatan maya Korea Utara.
Untuk pertama kalinya Amerika Serikat menuduh negara lain untuk serangan cyber sebesar itu di tanah Amerika dan membangun sebuah konfrontasi baru dengan musuh lamanya. FBI menyebut, sifat serangan yang merusak dan ancaman dari hacker yang menyebabkan studio Hollywood untuk menarik film, membedakannya dari gangguan maya sebelumnya.
Seorang diplomat Korea Utara di Markas PBB di New York membantah tuduhan ini dan mengatakan Pyongyang tidak ada hubungannya dengan serangan cyber tersebut.
"DPRK (Korea Utara) bukan bagian dari ini," kata diplomat yang tidka bersedia disebut namanya kepada Reuters.
Obama mengatakan ia berharap bahwa Sony telah berbicara kepadanya terlebih dahulu sebelum menarik film "The Interview" karena hal itu bisa menjadi preseden buruk.
"Saya pikir mereka membuat kesalahan. Kita tidak bisa memiliki masyarakat di mana diktator tempat dapat mulai menerapkan sensor di sini di Amerika Serikat," katanya.
Karena, tambahnya, jika seseorang mampu untuk mengintimidasi orang-orang dari merilis film satir, bayangkan apa yang mereka mulai lakukan ketika mereka melihat sebuah film dokumenter atau berita yang mereka tidak suka.
Tapi Sony Pictures Entertainment chief executive dan chairman Michael Lynton bersikeras bahwa perusahaan tidak "menyerah" pada hacker, mengatakan persepsi seperti itu keliru.
"Kami mengalami serangan cyber terburuk dalam sejarah Amerika. "Kami belum menyerah, kami telah bertahan dan kami belum mundur," katanya kepada CNN.
Lynton menambahkan pihaknya tetap berkeinginan publik Amerika melihat film ini. (Reuters)
Obama Berjanji Akan Balas Peretasan Terhadap Sony Pictures
Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 20 Desember 2014 | 06:04 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Pejabat Korea Selatan Tuding Rusia Pasok Rudal ke Korea Utara sebagai Imbalan Pengiriman Pasukan ke Ukraina
23 November 2024 | 04:15 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI