Suara.com - Hanya beberapa hari pascainsiden penyiraman air panas terhadap pramugari maskapai Thai AirAsia, kekerasan kembali terjadi di atas pesawat. Kali ini, perkelahian terjadi di atas pesawat bernomor penerbangan CA433 dari Chongqing ke Hongkong pada hari Rabu (17/12/2014).
Insiden berawal saat dua penumpang perempuan memprotes penumpang bocah yang ribut dan duduk di belakang kursi mereka. Keluarga si bocah tidak terima diprotes. Mereka mengatakan, si bocah ribut lantaran tidak nyaman, sebab kedua perempuan itu memundurkan tempat duduknya terlalu ke belakang.
Pertengkaran pun tak terelakkan. Lansiran Chongqing Morning Post, adu mulut bahkan sampai membuat para kru berpikir untuk memutar balik pesawat. Beruntung bagi para penumpang lainnya, penerbangan tetap dilanjutkan dan pesawat mendarat dengan selamat di Hongkong. Setelah pesawat mendarat, polisi langsung melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.
Berita ini pun ramai dibicarakan di media sosial, khususnya situs jejaring sosial Cina, Sina Weibo. Netizen melontarkan beragam komentar soal peristiwa tersebut.
"Orang yang tidak bisa mengendalikan anak mereka... VS ...orang yang tidak punya empati," kicau seorang netizen.
"Tolong katakan kepada para orang tua yang tidak bisa mendiamkan anak-anak mereka yang menangis dan berteriak di tempat umum untuk tidak membawa anak mereka keluar... Moralitas didasarkan pada kemampuan untuk mengurusi urusan Anda sendiri," sambut yang lain.
"Saya menyarankan agar penumpang-penumpang macam itu dimasukkan dalam daftar hitam. Seharusnya ada sistem kredit pribadi, di mana orang yang tidak mematuhi peraturan dan mengganggu orang lain harus dihukum," sambar lainnya. (Asia One)