Suara.com - Shamsail Saraliyev, anggota parlemen Rusia mengajukan aturan untuk melarang media menulis kalimat teroris Islam atau militan Islam dalam pemberitaannya. Menurut Shamsail, penulisan kalimat tersebut akan memberikan pandangan yang berbeda tentang Islam.
Berdasarkan laporan harian Izvetia, sejumlah anggota parlemen Rusia juga mendukung larangan tersebut. Saraliyev merupakan anggota parlemen yang berasal dari Chechnya dan sebelumnya menjabat sebagai Menteri Hubungan Eksternal, Kebijakan Etnis dan Informasi di wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam itu.
Dia mengatakan, media massa cenderung menggunakan kalimat seperti teroris Islam, jihadis dan militan Islam dalam menulis pemberitaan tentang aksi teror yang dilakukan oleh kelompok yang berafiliasi dengan agama tertentu.
“Ekspresi itu membuat orang bisa mengambil kesimpulan bahwa Islam dan teroris adalah hal yang sama. Orang umum secara otomatis akan mengasosiasikan Islam dengan bandit, pembunuh dan teroris,” jelasnya.
Salah satu contohnya adalah mereka yang menjadi pendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Mereka menyebut diri mereka Negara Islam tetapi mereka melakukan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan Islam. Di mata mereka, Islam hanya dijadikan sebagai kedok untuk menutupi niat jahatnya,” lanjutnya. (RT)
Media Rusia Dilarang Gunakan Kalimat Teroris Islam
Doddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 18 Desember 2014 | 10:02 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Pasukan AS Lancarkan Serangan Udara terhadap ISIS di Suriah
12 Oktober 2024 | 20:02 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI