Suara.com - Sekelompok orang bersenjata menyandera ratusan pelajar di sebuah sekolah yang dikelola militer di Kota Peshawar, Pakistan, hari Selasa (16/12/2014). Sedikitnya 18 orang, termasuk 16 siswa tewas dalam penyanderaan tersebut.
Seorang jurnalis Reuters di lokasi melaporkan suara letusan senjata di dalam sekolah yang dikepung tentara. Sejumlah helikopter terbang di sekitar lokasi dan mobil ambulan hilir mudik membawa anak-anak sekolah yang terluka ke rumah sakit.
Rumah Sakit Lady Reading di Peshawar mengaku telah menerima sedikitnya 12 jenazah orang. Sementara itu, ada sekitar 40 korban luka yang terdiri atas siswa dan dua orang guru.
"Banyak yang sedang menjalani operasi saat ini berada dalam kondisi kritis, dan menjalani perawatan," kata pejabat resmi rumah sakit Ejaz Khan.
Menteri Kesehatan Provinsi, Shahram Khan, kepada televisi lokal mengatakan bahwa sebanyak 18 orang tewas, termasuk di antaranya adalah 16 siswa, seorang guru perempuan, dan seorang tentara. Militer mengatakan telah berhasil membebaskan banyak sandera, namun tidak disebutkan secara rinci jumlahnya.
"Operasi penyelamatan oleh pasukan masih berlangsung. Baku tembak terus berlanjut. Banyak siswa dan staf dievakuasi. Ada laporan beberapa anak dan guru terbunuh oleh teroris," bunyi pernyataan dari militer.
Pejabat militer mengatakan, setidaknya enam orang bersenjata memasuki Sekolah Umum Angkatan Darat, yang dikelola oleh militer. Sebanyak 500 siswa dan guru berada di dalam kompleks sekolah.
Taliban Pakistan, melalui juru bicaranya Muhammad Umar Khorasani mengaku bertanggungjawab atas sertangan tersebut.
"Para pengebom bunuh diri kami telah masuk ke dalam sekolah, mereka diberi perintah untuk tidak melukai anak-anak, namun untuk menyerang personel militer," katanya.
"Ini adalah serangan balasan atas serangan militer di Waziristan Utara," lanjutnya.
Yang dimaksud Khorasani dengan serangan militer di Waziristan adalah operasi penumpasan Taliban oleh militer yang telah berlangsung sejak Juni. (Reuters)