Suara.com - Isu rekening gendut yang sempat menerpa dua calon Kapolri pengganti Jenderal Sutarman, Komjen Badroeddin Haiti dan Komjen Budi Gunawan, ternyata sudah dituntaskan pada Oktober 2010 lalu. Dengan demikian, pencalonan kedua kandidat sebagai Kapolri tidak ada masalah dan akan berjalan lancar.
Indonesia Police Watch belum lama ini melakukan penelusuran terhadap rekam jejak lima perwira tinggi Polri yang disebut-sebut sebagai calon Kapolri. Mereka adalah Komjen Badroeddin Haiti, Komjen Budi Gunawan, Irjen Safruddin, Irjen Pudji Hartanto, dan Irjen Unggung Cahyono.
"Haiti dan Budi sempat diisukan terkena kasus rekening gendut. Ternyata melalui surat tertanggal 20 Oktober 2010 yang dikeluarkan Bareskrim Polri telah dilaporkan kepada PPATK bahwa tidak ada masalah dengan transaksi kedua jenderal polisi itu dan transaksinya dianggap wajar. Dengan adanya surat ini Haiti pun saat itu mulus menjadi Wakapolri," kata Komjen Budi Gunawan, Selasa (16/12/2014).
Dari rekam jejaknya, Haiti cukup berpengalaman karena pernah empat kali menjadi kapolda, di Banten, Sulteng, Sumut, dan Jatim. Sedangkan Komjen Budi Gunawan juga tergolong sebagai perwira tinggi intelektual, memiliki pemikiran dan inovasi serta banyak membuat konsep pembenahan Polri. Ia pernah dua kali menjadi kapolda, di Jambi dan Bali.
Neta mengatakan pada 18 Juni 2010, Kapolri pernah mengeluarkan surat No: B/1538/VI/2010/Bareskrim yang menyatakan hasil penyelidikan transaksi keuangan mencurigakan perwira tinggi Polri atas nama Budi Gunawan sudah selesai karena dianggap wajar dan surat itu dikirimkan juga ke PPATK.
Masih menurut catatan IPW, Irjen Syafruddin adalah pati yang tegas dan banyak melakukan inovasi di bidang pengawasan serta beberapa kali melakukan Operasi
Tangkap Tangan di institusi Polri serta pernah menjadi Kapolda Kalsel. Irjen Pudji Hartanto banyak melakukan inovasi di bidang lalu lintas, antara lain gerakan Pelopor Keselamatan Berlalulintas dan pernah menjadi Kapolda Kepri.
Sedangkan Irjen Unggung mampu mengamankan Jatim dengan maksimal di masa Pemilu dan Pilpres 2014. Dua kali menjadi kapolda, di Jatim dan Jakarta.
Neta mengatakan jika dilihat dari senioritas dan faktor politis bisa dipastikan Komjen Budi Gunawan sebagai calon kuat Kapolri menggantikan Sutarman. Sebab Akpol 81 (Sutarman) sudah menjadi Kapolri dan Akpol 82 (Haiti) sudah menjadi Wakapolri, sehingga kini giliran Akpol 83 (Budi Gunawan) menjadi Kapolri. Selain itu Budi juga mantan ajudan Megawati saat menjadi Presiden.
"Namun kepastiannya akan terlihat pada pertengahan Januari 2015, setelah masa reses DPR selesai, nama calon Kapolri akan diserahkan Presiden ke Komisi III DPR untuk uji kepatutan dan kelayakan," kata Neta.