Suara.com - Pascalongsor di Desa Jmeblung, banjarnegara, Jawa Tengah, kini tercatat 1.145 warga mengungsi di 10 titik pengungsian. Kementerian Sosial bersama BPBD dan relawan telah mendirikan dapur umum untuk melayani kebutuhan dasar pengungsi.
Bupati Banjarnegara menegaskan, masa tanggap darurat bencana longsor di Kabupaten Banjarnegara telah ditetapkan sejak 8-21 Desember 2014. Artinya sebelum kejadian longsor di Dessa Jemblung, Pemkab Banjarnegara sudah dalam masa darurat karena ada kejadian longsor di Kec Wanayasa, Kec. Pejawaran dan Kec. Sigaluh. Dengan adanya longsor yang lebih besar di Desa Jemblung maka konsentrasi penangan darurat dialihkan ke wilayah itu.
Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan persnya mengatakan, hingga Selasa (16-12-2014) pagi, korban meninggal dunia tercatat sebanyak 56 orang dan 52 orang lainnya masih belum ditemukan.
Korban meninggal terdiri dari 38 laki-laki dan 18 perempuan. Korban meninggal terdiri dari 10 orang anak-anak dan 46 orang dewasa. Sementara 6 jenasah lainnya masih belum dapat diidentifikasi.
Dari 17 jenasah korban yang ditemukan pada Senin (15-12-2014), 4 jenasah ditemukan di dekat jalan raya Banjarnegara-Pekalongan yang tertimbun longsor, sedangkan yang lainnya ditemukan di sektor II atau di bagian bawah tempat 35 rumah yang tertimbun longsor.
Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah memerintahkan Dandim Banjanegara untuk mendata kembali warga di luar Dusun Jemblung yang hilang untuk memastikan adanya korban yang berasal dari luar Dusun Jemblung. Sebab berdasarkan informasi warga saat bersamaan longsor ada kendaraan yang sedang melintas.
Untuk membantu evakuasi para korban, Kementerian PU mengerahkan 15 alat berat untuk membuka jalan yang tertimbun longsor. Sekitar 300 meter jalan tertimbun longsor hingga ketebalan 2-3 meter. Tim gabungan dari Tim Reaksi Cepat BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, NGO, dunia usaha, relawan, dan masyarakat hingga saat ini bahu membahu melakukan panaganan darurat.