Suara.com - Koalisi partai pimpinan Perdana Menteri Shinzo Abe siap menang besar dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Jepang yang digelar pada hari Minggu (14/12/2014) waktu setempat. Hasil exit poll menunjukkan, koalisi yang terdiri atas Partai Demokratik Liberal (LDP) pimpinan Abe, dan mitranya, Partai Komeito, memenangkan lebih dari 317 kursi dari 475 kursi yang ada di parlemen.
Saingan kubu Abe, Partai Demokratik Jepang (DPJ), tidak mampu berbuat banyak. Exit poll menunjukkan DJP berhasil meraih lebih dari 62 kursi, jumlah kursi yang dimilikinya di parlemen sebelum Pemilu digelar.
Kendati demikian, jumlah pemilik hak suara sah yang memberikan suaranya dalam Pemilu kali ini sangat rendah. Mereka ini adalah golongan rakyat yang tidak terlalu optimis akan keberhasilan strategi ekonomi yang dilakukan Abe untuk mengakhiri deflasi dan menggenjot pertumbuhan.
Sebaliknya, mereka ini tidak yakin pula kubu oposisi yang bertarung dalam Pemilu, mampu menawarkan kebijakan yang lebih baik. Rakyat golongan ini memilih duduk manis di rumah.
Rendahnya keikutsertaan pemilih sudah terlihat sejak tahun 2012, ketika Abe, untuk kedua kalinya kembali naik tahta sebagai Perdana Menteri. Saat itu, presentase jumlah pemilih adalah yang terendah sejak Perang Dunia II, dengan hanya 59,3 persen dari seluruh pemilik hak suara sah.
Kebijakan "Three Arrows" yang diperkenalkan Abe saat memerintah, yakni kebijakan moneter longgar, belanja pemerintah, dan reformasi dinilai gagal setelah perekonomian Jepang tergelincir ke dalam resesi pada kwartal ketiga tahun ini menyusul kenaikan pajak penjualan yang diberlakukan mulai April lalu. Namun, Abe memutuskan untuk kembali menaikkan pajak ke angka 10 persen hingga April 2017. (Reuters)