Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, pertemuan puncak para pemimpin negara-negara ASEAN dan Korea Selatan dalam KTT Dialog ASEAN-Korsel ke-25 di Busan, Korea Selatan, Jumat (12/12/2014) menjadikan penyakit mematikan Ebola sebagai salah satu agenda pembicaraan.
Hal ini, menurut Jokowi kepada wartawan di Pesawat Kepresidenan saat menuju Tanah Air, dianggap penting karena memberikan efek kepanikan yang akan berdampak pada stabilitas perekonomian.
"Kita memberikan peringatan kepada kita semuanya untuk penularan dari Ebola, penting sekali, untuk kawasan kita karena kalau tidak ditangani serius akan berimbas pada masalah ekonomi, kepanikan, dan menyebakan masalah ekonomi," ujar Jokowi.
Untuk itu, kesadaran dalam peningkatan hubungan kerja sama antara negara ASEAN dan Korea Selatan menjadi tema besar dalam KTT yang ke-25 tersebut.
Presiden menambahkan bahwa sejumlah agenda yanag dibahas di antaranya perlunya menjaga stabilitas keamanan dan perdamaian kawasan.
"Stabilitas keamanan dan perdamaian ini penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang baik di kawasan," tambah Jokowi lagi..
Presiden menambahkan bahwa peningkatan kerja sama dalam penanganan bencana juga menjadi pembahasan, mengingat kawasan ASEAN-Korea merupakan wilayah yang rawan bencana alam.
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, dalam KTT itu, para pemimpin bersepakat untuk melakukan tindakan pencegahan dan tukar-menukar informasi terkait dengan penyakit Ebola.
Selain itu, menurut Menko, para pemimpin juga menyepakati untuk meningkatkan perdagangan antara wilayah ASEAN dan Korea.