Suara.com - Satu dari dua psikolog Amerika Serikat yang disinyalir merancang program interogasi brutal terhadap tawanan kasus terorisme di era pemerintahan Presiden George Bush akhirnya buka suara. Sang psikolog mengatakan bahwa laporan menohok yang disampaikan senat AS terkait metode mereka, telah "keluar dari konteks" dan memuat sejumlah tuduhan yang tidak benar.
"Itu banyak omong kosongnya," kata James Mitchell, sang psikologi saat dihubungi Reuters dan dimintai komentarnya atas temuan Komite Intelijen Senat yang dirilis hari Selasa (9/12/2014).
"Beberapa hal benar-benar sama sekali salah," lanjut Mitchell.
Mitchell dan rekannya, Bruce Jessen, dalam laporan yang disampaikan senat itu ditulis dengan nama samaran. Namun, sejumlah sumber intelijen akhirnya mengungkap nama asli keduanya.
Konon, keduanya dibayar jutaan Dolar untuk merancang dan menjalankan program teknik interogasi brutal tersebut pascainsiden serangan terorisme ke menara kembar World Trade Centre (WTC) tanggal 11 September 2001. Padahal, keduanya tidak punya pengalaman sebagai ahli investigasi.
Kepala Komite Intelijen Senat Dianne Feinstein dan sejumlah kritikus menilai bahwa metode yang dipakai dalam terhadap program itu berujung penganiayaan pada sejumlah tahanan. (Reuters)