Suara.com - Militan kelompok radikal asal Somalia, Al Shabaab, memenggal dua orang polisi wanita (polwan) Somalia. Menyusul pemenggalan tersebut, seorang anggota kepolisian melakukan aksi balasan, membunuh lima orang perempuan yang ditangkap lantaran memiliki keterkaitan dengan kelompok Al Shabaab.
Kelima perempuan yang dibunuh sang polisi, kesemuanya adalah istri dari pemberontak Al Shabaab. Si polisi nekat melakukan pembunuhan itu setelah melihat kedua jenazah polwan yang adalah istri dan rekannya. Padahal, awalnya, kelima istri pemberontak yang ditangkap direncanakan akan dimanfaatkan untuk menukar dua polwan yang menjadi sandera.
"Kami hendak bernegosiasi untuk melepaskan kedua polwan Somalia tersebut, namun sayangnya mereka sudah lebih dahulu dipenggal," kata komisioner distrik Tayeglow, Mohamed Abdallah seperti dikutip Reuters.
Jenazah kedua polwan ditemukan Rabu (10/12/2014) pagi, setelah keduanya diculik dari rumah mereka oleh pada pemberontak pada malam sebelumnya. Pemerintah ingin menukar kelima istri pemberontak tersebut dengan kedua polwan yang diculik. (Reuters)