Suara.com - Empat korban tewas dalam kerusuhan di Gunung Merah, Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua, yang diterjang peluru hingga hari ini, Selasa (9/12/2014), belum dimakamkan.
Menurut Bupati Paniai Hengky Kayame yang dihubungi suara.com mengatakan, para korban baru akan dikuburkan besok, Rabu (10/12/2014), setelah dilihat oleh Kapolda Papua dan Pangdam Cendrawasih.
“Belum, belum dikubur nanti setelah Kapolda dan Pangdam datang,” terang Henky Kayame melalui sambungan telepon.
Dia juga menerangkan kedatangan Kapolda dan Pangdam sekaligus untuk mengetahui dan mencari tahu kronologis peristiwa kerusuhan, menyusul kabar keterlibatan anak buahnya dalam kejadian itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Hengky Kayame mengungkapkan kerusuhan itu diawali oleh kejadian pemukulan lebih dulu oleh sekelompok orang tak dikenal kepada warga, malam sebelum kerusuhan pada Minggu (7/12/2014).
Salah seorang yang memukul itu sempat dicegat warga setempat di Gunung Merah, Enarotali, karena melintas di kawasan itu dengan kendaraan bermotor tanpa lampu.
“Jadi sekarang kan bulan Natal. Anak-anak pasti buat Pondok Natal. Ketika itu terjadi malam (Minggu), ada motor yang tidak pakai lampu lewat. Datang anak-anak tegur. Dan mereka kembali lagi langsung main pukul. Lalu siangnya (Senin) warga marah,”
Dari situlah warga langsung mengepung pos Koramil dan Polisi di Gunung Merah karena menduga aksi pemulukan itu dilakukan oleh oknum aparat.
Kerusuhan akhirnya pecah dan berujung empat warga tewas dan 10 lainnya luka-luka.
“Ini kejadian pertama kali. Sebelumnya tidak pernah,” kata Hengky lagi.
Dia juga menduga ada pihak ketiga yang sengaja memanfaatkan situasi tersebut dan membuat rusuh Paniai.
Sementara Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai meyakini aparatlah yang menembak para warga. Karea, kata dia, hanya aparat TNI dan Polri yang mempunyai senjata di daerah terpencil tersebut.
Saat ini tim investigasi dari Polda Papua dan Komnas HAM tengah menurunkan tim unutuk menyelidiki kasusnya.