Kehabisan Air Bersih, Maladewa Umumkan Status Darurat

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 06 Desember 2014 | 00:58 WIB
Kehabisan Air Bersih, Maladewa Umumkan Status Darurat
Salah satu pulau di Maladewa (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Maladewa, negara yang terkenal dengan pesona pantai dan alam bawah lautnya, sedang dalam status darurat karena krisis air bersih. Sebuah kebakaran telah menghanguskan satu-satunya pusat pengolahan air bersih di ibu kota negara kepulauan tersebut.

Mengatasi ancaman itu Maladewa sudah meminta bantuan kepada India, Sri Lanka, Amerika Serikat, dan Cina. Sekitar 100.000 orang di Male, ibu kota negara, hidup tanpa persediaan air minum, demikian kata Mohamed Shareef, salah satu menteri dalam pemerintahan Maladewa.

Industri pariwisata mewah adalah salah satu sumber pendapatan utama Maladewa. Menurut Bank Dunia, sekitar 30 persen dari produk domestik bruto negara itu datang dari sektor pariwisata.

India sudah mengirim lima pesawat berisi air dan dua kapal laut yang memuat sejumlah komponen untuk memperbaiki di pusat pengolahan air bersih yang terbakar, demikian dijelaskan juru bicara kemeterian luar negeri India, Syed Akbaruddin. Pesawat berisi air pertama sudah tiba Jumat petang (5/12/2014).

"Malam tadi menteri luar negeri Maladewa menghubungi kami dan mengatakan bahwa negaranya sedang dalam keadaan darurat," kata Akbaruddin.

"Dalam tujuh sampai delapan hari ke depan, mereka akan mengalami kesusahan air, jadi mereka meminta pertolongan," imbuh Akbaruddin.

Organisasi Bulan Sabit Merah Maladewa sudah mengerahkan 24 staf dan 60 sukarelawan untuk membagi-bagikan air bagi warga yang kesusahan.

Maladewa, yang wilayahnya terdiri dari 1.190 pulau karang di selatan India, dikunjungi oleh lebih dari 750.000 turis asing setiap tahun. Populasi negara itu sekitar 400.000 jiwa dan sebagian besar di antaranya adalah muslim. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI