Suara.com - Mantan Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dianugerahi Special Benevolent Leadership Award oleh World Chinese Economic Forum (WCEF) di Chongqing, Cina, hari Jumat (5/12/2014). Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi SBY terhadap pengembangan peradaban dunia, serta kepeduliannya kepada etnis Tionghoa.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari akun resmi SBY, @SBYudhoyono, SBY berkesempatan memberikan pidato di hadapan 500 tokoh Tionghoa dari seluruh dunia. Dalam pidatonya, SBY berbagi cerita tentang kontribusi masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa dalam pembangunan negara.
SBY juga mengungkapkan perjuangan etnis Tionghoa di Indonesia dalam mendapatkan kesetaraan hak sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). Kini, menurut SBY, perjuangan mereka telah terbayar dengan banyaknya etnis Tionghoa yang aktif berpartisipasi dalam Parlemen dan Pemerintahan.
Salah satu etnis Tionghoa yang disebut SBY berhasil menembus pemerintahan antara lain Mari Elka Pangestu, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di masa pemerintahan SBY. Sosok lain yang disebut SBY adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Gubernur DKI Jakarta saat ini.
"Ibukota Jakarta dipimpin Gubernur @basuki_btp. Terlepas dari etnis, agama ataupun gendernya, semua orang miliki kesempatan utk memimpin," kicau akun SBY.
Dibeberkan pula prestasi pemerintah Indonesia yang telah menjadikan Tahun Baru Cina sebagai hari libur nasional, serta Konghucu sebagai kepercayaan yang dilindungi di Indonesia. Peresmian Museum Hakka di Taman Mini Indonesia Indah pada bulan Agustus 2014. Museum yang berdiri di atas lahan seluas 5.00 meter persegi itu berisi sejarah tentang masyarakat Tionghoa di Indonesia.