Suara.com - Seorang pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia divonis penjara satu minggu lewat sebuah persidangan di pengadilan Bukit Batok, Singapura, hari Jumat (5/12/2014). Tri Septiana, (24), sang PRT, dituduh memberikan susu panas kepada anak majikannya sehingga mengakibatkan si anak cedera.
Tri Septiana mengaku lalai sehingga menyebabkan si anak majikan, seorang bayi berusia dua tahun, mengalami cedera. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 4 September lalu.
Dalam persidangan dipaparkan, korban dan saudara kembarnya, ditinggal sang nenek di rumahnya di kawasan Bukit Batok hanya bersama Tri. Sang nenek, bersama cucunya yang lain, pergi berbelanja di sebuah pasar.
Di sore hari, Tri pergi ke dapur untuk membuatkan susu bagi korban yang sedang menangis. Sayang, Tri lupa mengukur suhu susu panas tersebut sebelum diberikan kepada korban.
Tak pelak, si bayi langsung memuntahkan susu di mulutnya, hanya beberapa saat setelah ia menenggaknya. Sebagian susu panas itu juga mengalir dan membasahi lehernya.
Ketika sang nenek pulang, Tri tak berani mengakui kejadian sebenarnya. Sebaliknya, Tri mengatakan bahwa si saudara kembar yang menggigit lidah korban.
Ketika diamat-amati, sang nenek melihat luka lecet dan melepuh di mulut bagian kanan dan leher korban. Ketika ditanyakan soal itu, Tri lagi-lagi menyalahkan saudara kembar si bayi. Menurut Tri, si saudara kembar yang mencakar korban. Tapi sang nenek tak percaya.
Akhirnya, Tri mengakui kalau dia memberikan susu panas kepada korban. Korban dilarikan ke rumah sakit dan mondok selama enam hari untuk mendapat perawatan.
Kepada pengacaranya, Nasser Ismail, Tri mengaku tertekan, takut, dan bingung saat peristiwa itu terjadi. Perhatian Tri teralihkan oleh saudara kembar korban yang sangat aktif. Itulah sebabnya, ia lupa mengukur suhu minuman susu yang ia racik.
Perempuan yang punya seorang anak berusia 3 tahun di Indonesia itu bekerja untuk keluarga korban sejak bulan Juni lalu. Ia merasa kerepotan harus mengurus pekerjaan rumah tangga sekaligus menjaga tiga anak majikannya. Tri juga mengaku kerap dicaci maki majikan tanpa alasan yang jelas. (The Strait Times)