Suara.com - Direktur Lingkaran Survei Indonesia Denny JA menilai keputusan Musyawarah Nasional IX Partai Golkar yang menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Pilkada Langsung akan menyulut hancurnya Koalisi Merah Putih di parlemen.
"Keputusan Munas IX Golkar di Bali menolak Perppu yang dikeluarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di akhir masa jabatannya akan membuka pintu kehancuran bagi KMP," kata Direktur LSI Denny JA melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (5/12/2014).
Dia menyebutkan ada enam alasan mengapa keputusan Golkar dapat menjadi pintu kehancuran bagi keutuhan KMP di parlemen.
Alasan pertama, kata Denny, publik tidak suka dengan pengkhianatan atas kesepakatan politik.
"SBY sendiri yang menyatakan kesepakatan yang ditandatangani di atas materai. Karena kesepakatan itu Demokrat bergabung dengan KMP. Dan publik percaya," papar Denny.
Namun, belum sampai empat bulan kesepakatan itu dibuat, kesepakatan telah dilanggar. Keputusan Golkar yang menolak Perppu Pilkada Langsung telah membentuk opini di publik bahwa Golkar telah mengkhianati kesepakatan dengan SBY (Partai Demokrat).
Alasan kedua, ujar Denny, Golkar selaku pemimpin KMP yang mendukung Pilkada melalui DPRD telah melawan hak politik rakyat memilih pemimpinnya sendiri.
Alasan ketiga, kata Denny, SBY dan partainya (Demokrat) tidak akan tinggal diam dengan tindakan penolakan Golkar ini sebab SBY sejatinya sangat dipermalukan ulah Golkar versi Munas Bali.
Alasan keempat, kemungkinan PAN di bawah kepemimpinan Hatta Rajasa yang tak akan meninggalkan SBY, lantaran Hatta merupakan orang yang berhasil membawa SBY ke KMP.
"Jika KMP menjadi minoritas di parlemen, tak ada lagi gigi KMP yang membuatnya ditoleh rakyat ataupun pemerintah," papar Denny.