Suara.com - Ketua Umum Partai Golkar periode 2014-2019 Aburizal Bakrie (Ical) memastikan tidak akan mencalonkan diri dalam ajang pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
"Kalau saya mau maju, bisa diomelin istri saya. Kalau Pak Prabowo masih bisa, lebih muda lima tahun dari saya," kata Ical dalam pidato penutupan Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Kamis (4/12/2014).
Ical yang kini berusia 68 tahun merasa cukup tua untuk hal itu. Dia bersama Akbar Tanjung dan Theo Sambuaga, lebih memilih membesarkan Partai Golkar dan menjaring kader muda untuk dipersiapkan dalam Pilpres nanti.
"Umur saya 68, Pak Akbar Tanjung lebih tua sedikit. Pak Theo lebih muda sedikit dari saya. Kita ini ngapain di sini (Golkar)? Kita ingin menjamin, kepemimpinan Golkar sudah sepenuhnya anak muda. Sekarang sudah 70:30 (persentasi golongan muda-tua), kami akan mengantarkan calon pimpinan partai ke depan, bangsa ke depan," tegasnya.
Selain itu, Ical juga menerangkan Munas kali ini menelurkan sejumlah keputusan. Di antaranya terkait keputusan politik Golkar yang tetap bergabung di KMP, juga soal UU MD3 dan UU Pemda yang bisa berlaku hingga ke daerah.
Dia juga menyinggung soal penolakan Peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang (Perppu) Pilkada dan Pemda yang diterbitkan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Soal Perppu Pilkada, kita dibilang ingkar janji, tapi keputusan rekomendasi munas itu dibuat seluruh peserta munas," tegas Ical.
"Kita berharap, lima tahun ini kita bersama-sama. Kita berjuang bersama," tambahnya.