Suara.com - Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLHD) Provinsi Jabar Anang Sudarna mengungkapkan sekitar 7.000 warga di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, mengunakan air limbah pabrik untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
"Sekitar tujuh ribuan warga hasil investigasi tim kami menggunakan air kotor yang sudah tercemar limbah pabrik," kata Anang kepada wartawan di Bandung, Rabu (3/12/2014).
Ia menjelaskan, hasil investigasi timnya dua pekan lalu menemukan banyak sumur warga sudah tidak ada airnya.
Menurut dia, kondisi sumur di permukiman warga itu salah satunya disebabkan banyaknya pabrik tekstil membangun sumur untuk kebutuhan operasional pabriknya.
"Sangat mengerikan melihat kehidupan masyarakat di sana. Kualitas air di sana buruk, sumur air warga saat ini sudah tidak keluar lagi," katanya.
Akibat keringnya air sumur, kata Anang, warga terpaksa memanfaatkan air sungai yang sudah berwarna hitam untuk kebutuhan rumah tangganya seperti mencuci maupun mandi.
Dampak menggunakan air kotor itu, warga banyak mengeluhkan penyakit kulit seperti gatal-gatal.
Bahkan pencemaran air limbah yang hitam dan bau itu, kata Anang, sudah mencemari air di masjid.
"Makanya masalah ini harus segera diselesaikan dengan menertibkan pabrik di daaerah itu, lalu kami akan meminta kepada Dinas ESDM untuk membangun sumur artesis untuk warga," katanya. (Antara)