Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membantah mengorbankan Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sarwo Handayani demi menunjuk mantan Wali Kota Blitar Djarot Syaiful Hidayat sebagai calon wakil gubernur DKI.
"Enggak enggak enggak (bukan mengorbankan ibu Yani). Saya berpikir kalau PDI Perjuangan nggak ngasih Pak Djarot saya pilih Bu Yani," ucap Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, (3/12/2014).
Ahok juga menerangkan keinginannya memilih Djarot Syaiful sebagai wagub DKI Jakarta sudah ada sejak awal tahun 2014 lalu. Keinginannya untuk meminta Djarot diawali ketika Joko Widodo (Jokowi) saat itu sudah sibuk dengan kampanye sebagai calon presiden dalam Pemilihan Presiden 2014. Ia sudah berpikir untuk mencari sosok pengganti Jokowi yang menjadi presiden RI ke-7.
"Ya dari awal aku udah milih Djarot. Aku kan kenal baik dia sejak 2006. Khawatirnya nanti kalau Pak Jokowi jadi Presiden kan pasti berhenti. Jadi saya pikir yang cocok mirip-mirip Pak Jokowi siapa? Djarot," ujar Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku telah meminta Djarot untuk menjadi calon pendampingnya sejak lama. Namun Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ketika itu belum memberikan izin, karena politisi PDIP yang berada di DPD dan DPRD DKI menjagokan Boy Sadikin.
"Iya memang dari awal sudah Pak Djarot. Cuma kan partainya waktu itu kan gak kasihkan, Pak Djarot gak berani. Karena partai gak mau mutusin. Terus DPD DKI kan maunya kan Boy Sadikin," jelas Ahok.
Diberitakan pagi tadi, Ahok telah menerima surat resmi dari DPP PDI Perjuangan yang telah menugaskan Djarot untuk mengisi DKI dua, dan setelah itu Ahok juga langsung mengirimkan surat kepada Kementerian Dalam Negeri dan diteruskan kepada Presiden Joko Widodo.