Suara.com - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) langsung bergerak cepat mendeteksi nama-nama TKI yang merupakan ABK Kapal Oryong 501 asal Korea Selatan yang tenggelam di Rusia.
"Sudah dideteksi semuanya, dan akan segera diinformasikan kepada pihak keluarga," kata Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, di Jakarta, Selasa.
Sambil berkoordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri dan perwakilan pemerintah di Rusia dan Korsel, kata Nusron, pihaknya segera lakukan mediasi dengan agensi yang memberangkatkannya. Ketika ada hak yang tidak terpenuhi, BNP2TKI akan advokasi agar semua haknya terpenuhi. "Ini menjadi perhatian kita untuk perlindungan WNI yang menjadi TKI di luar negeri. Kita harap keluarganya sabar, jangan panik, tetap koordinasi dengan pemerintah agar semuanya bisa diatasi," kata Nusron.
Dari hasil penelusuran BNP2TKI, perusahaan yang menempatkan TKI ABK Kapal Oryong 501 adalah PT Kimco Citra Mandiri 4 orang, PT Koindo Maritim Power 16 orang, PT Mitra Samudra Cakti 8 orang, dan PT Oryza Sativa Agency 7 orang.
Mereka yang dari Tegal 10 orang yakni Khoirul Umam, Asep Bahrudin, Purwanto, Heru setiawan, Warno, Tarwo Rakim, Ratmono, Mujahidin, Nur kholis, dan Mohamad Idris.
Kemudian dari Brebes ada 5 orang yakni Wanto (KCM), Ahmad Khamyanto, Abdul Khalim, Abdullah, dan Wanto (MSC). Dari Indramayu ada 4 orang yaitu Naryanto Bin Wastara, Jumadi, Eko Darmanto, dan Tardi.
Kemudian Jakarta Timur ada 2 orang yaitu Rigo Sugi Martono dan Harzono, Jakarta Utara 2 orang yaitu Muhtar Mokodompit dan Abdul Manaf, Cirebon 2 orang yaitu Heriyanto dan Dedek Iksani, Ambon 2 orang yaitu Gaspar Jantje Tomasila dan Jhondriy Andries.
Kemudian masing-masing satu orang yakni dari Seram Bagian Barat Albert Talapesi, Sorong Papua Teguh Hariyono, Pemalang Jateng Barjo, dari Bangkalan Muhamad Hasan, dari Bandung Atep Roni, dari Tasikmalaya Dede Roni Rusriana, dari Slayar Syariffudin, dan dari Maluku Barat Daya Cornelius Edison Lelapary. (Antara)