Airlangga Ogah Mundur dari Caketum Golkar

Senin, 01 Desember 2014 | 15:53 WIB
Airlangga Ogah Mundur dari Caketum Golkar
Kandidat calon Ketua Umum Golkar, Airlangga Hertarto, saat hadir di Munas Golkar Nusa Dua, Senin (1/12/2014). [suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bakal Calon Ketua Umum (caketum) Airlangga Hertarto menegaskan tidak akan mundur dari bursa pemilihan caketum Partai Golkar. Meskipun, dia menganggap banyak kejanggalan dalam perumusan tata tertib pemilihan yang dilakukan pada Musyawarah Nasional (Munas) IX Golkar di Nusa Dua, Bali.

"Saya tidak (akan mundur). Saya akan ikuti sampai di mana titik demokrasi itu diberikan ruang. Pada saat titik itu ditutup rapat, saya akan beri informasi kepada kawan-kawan (media)," ujar Airlangga di Nusa Dua, Bali, Senin (1/12/2014).

Dia menambahkan, saat ini tengah dibahas tata tertib tersebut. Ada pasal yang menurutnya tidak menjunjung tinggi dasar demokrasi. Dia pun akan mengusahakannya dalam rapat paripurna Munas ini.

"Ada pasal mengenai mekanisme pencalonnan ketua umum yang disusun dengan surat (baru) dan dianggap bahwa surat dukungan yang diperoleh selama ini dianggap batal. Padahal pengumuman mengenai surat itu tidak ada," ujarnya.

Kemudian, protes selanjutnya dilayangkan Airlangga karena cara pemilihan ketua umum. Yaitu pemilihan dilakukan dengan cara surat menyurat bukan dengan voting.

Saat ini tengah digarap tata tertib pemilihan tentang caranya yaitu menggunakan surat yang diwakilkan per DPD.

"Pemilihan ketua umum itu bukan surat menyurat, tapi lewat kotak suara. Karena tidak ada mekanisme lain. Kalau voting tertutup dan digantikan dengan surat menyurat, maka itu menurut saya itu tidak demokrasi," paparnya.

Airlanngga pernah menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum Golkar pada kepengurusan 2004-2009. Dia juga pernah bertugas sebagai anggota DPR 2009-20014 dan sempat menjadi salah satu inisiator Presidium Penyelamat Partai Golkar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI